UPDATE

Sekjen GCC Kutuk Pernyataan Israel yang Mengancam Stabilitas Kawasan

Ketegangan meningkat, komunitas internasional ditantang tanggapi Israel, GCC dukung Palestina.
Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), Jasem Albudaiwi, mengecam keras pernyataan pasukan pendudukan Israel yang mengarah pada Kerajaan Arab Saudi serta tuntutan untuk mendirikan negara Palestina di wilayah Saudi. Ia menilai pernyataan tersebut sebagai tindakan provokatif yang tidak bertanggung jawab.
 
Sekretaris Jenderal Dewan Kerja Sama Teluk (GCC), Jasem Albudaiwi. Foto: Instagram/@Al Arabiya English

TIMES.id - Albudaiwi menegaskan bahwa pernyataan itu mencerminkan pendekatan Israel yang mengabaikan hukum internasional serta tidak menghormati perjanjian dan kedaulatan negara-negara lain.

Ia juga menyeru komunitas internasional untuk mengambil langkah serius dan tegas terhadap pernyataan agresif Israel yang dinilai dapat mengancam keamanan dan stabilitas, baik di kawasan Timur Tengah maupun di tingkat global.

Sekjen GCC menegaskan kembali sikap tegas dan konsisten Kerajaan Arab Saudi serta negara-negara anggota GCC dalam mendukung rakyat Palestina untuk mendapatkan hak-hak mereka yang sah.

Ia juga menyoroti berbagai upaya signifikan yang telah dilakukan oleh Saudi dan GCC di forum regional maupun internasional dalam memperjuangkan hak-hak Palestina.

Arab Saudi dan negara-negara GCC telah lama menunjukkan dukungan-nya bagi Palestina melalui berbagai jalur diplomasi dan kebijakan luar negeri yang berfokus pada penyelesaian konflik secara adil berdasarkan hukum internasional.

Albudaiwi menegaskan bahwa GCC tetap berkomitmen pada perjuangan Palestina dan akan terus berperan aktif dalam mendukung solusi yang adil dan berkelanjutan.

Sementara itu, Anggota Dewan Syura Arab Saudi, Yousef bin Trad Al-Saadoun, turut menanggapi pernyataan Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, yang menyarankan agar Palestina didirikan di wilayah Arab Saudi.

Dalam sebuah pernyataan yang ditulisnya di surat kabar Saudi Okaz, Al-Saadoun menyebut gagasan Netanyahu sebagai sesuatu yang tidak masuk akal dan tidak dapat diterima.

Sebagai balasan terhadap pernyataan Netanyahu, Al-Saadoun menyindir bahwa sebaiknya Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump, menyediakan tempat bagi warga Israel untuk pindah ke Alaska.

Bahkan, ia melanjutkan bahwa mereka bisa melanjutkan perjalanan ke Greenland setelah 'pengambilalihan kekuasaan'. Pernyataan ini menunjukkan ketidaksenangan Saudi terhadap sikap Israel yang terus mengabaikan hak-hak rakyat Palestina.

Selain mengkritik Israel, Al-Saadoun juga menyoroti kebijakan Presiden AS, Donald Trump, terhadap Timur Tengah. Ia menilai bahwa Trump telah mengambil keputusan gegabah dengan mengabaikan saran para ahli serta mengesampingkan dialog yang seharusnya menjadi jalan penyelesaian konflik.

Menurutnya, kebijakan Trump sejalan dengan pendekatan Israel yang berupaya melakukan pendudukan ilegal di wilayah berdaulat dan mengarah pada pembersihan etnis terhadap penduduk Palestina.

Al-Saadoun menegaskan bahwa langkah apa pun yang diambil Israel maupun AS tidak akan berhasil memikat Arab Saudi.

"Kaum Zionis dan penduduknya harus sadar bahwa mereka tidak akan bisa memikat para pemimpin dan pemerintah Saudi dengan manuver media dan tekanan politik palsu," tegasnya.

Pernyataan kontroversial Netanyahu sebelumnya telah memicu kecaman luas. Dalam sebuah wawancara, Netanyahu menyatakan bahwa Palestina sebaiknya didirikan di Arab Saudi karena negara tersebut memiliki banyak lahan kosong.

"Saudi bisa mendirikan negara Palestina di Arab Saudi, mereka memiliki banyak tanah," ujar Netanyahu dalam wawancara tersebut.

Dengan meningkatnya ketegangan akibat pernyataan tersebut, komunitas internasional kini dihadapkan pada tantangan untuk menanggapi sikap Israel dengan lebih tegas.

Negara-negara GCC, termasuk Arab Saudi, terus berupaya menegakkan hak-hak Palestina melalui jalur diplomasi dan dukungan internasional.