Hari Polwan Diperingati 1 September, berikut Makna dan Logo Polwan

Bunga matahari yang terdapat pada logo Polwan menunjukkan sifat wanita
Polisi Wanita (Polwan) Indonesia pertama kali diberikan logo pada 29 November 1986, disahkan langsung oleh Kapolri Jenderal Polisi Drs Mochammad Sanoesi yang menjabat saat itu.

Logo Polwan. Foto: instagram @humaspolrestuba.

TIMES.ID- Logo Polwan tersebut disahkan sesuai Surat Keputusan No. Polisi:Skep/480/XI/1986. Kemudian logo Polwan dibekali dengan tulisan Esthi Bhakti Warapsari.

Esthi Bhakti Warapsari memiliki makna banyak, salah satu makna yang menonjol yaitu, Polwan melambangkan pemgabdian diri bagi putri Indonesia.

Selain itu, nama Esthi Bhakti Warapsari memiliki arti putri-putri bangsa Indonesia.

Berikut penjelasan menganai logo Polwan dari berbagai sumber.

1. Bunga Matahari yang menunjukan sifat wanita.

2. Ketujuh helai dan empat helai bunga matahari itu melambangkan pedoman hidup, pedoman Polri Tribrata dan pedoman kerja Polri Catur Prasetya Polri.

3. Perisai dan pengawasan Polwan merupakan anggota kepolisian Republik Indonesia yang ikut melaksanakan tugas dan fungsi kepolisian Republik Indonesia.

4. Kemudian, Tiga bintang emas bermakna Tribrata sebagai pedoman hidup bagi setiap anggota Polwan Polri.

5. Angka 1948 menandakan saat pertama kali di Polwan dibentuk di Indonesia.

6. Esthi Bhakti Warapsari menjelaskan pengabdian putri-putri pilihan Indonesia menuju ke arah tercapainya cita-cita luhur yaitu terciptanya masyarakat Tata Tentram Kerta Raharja kepada negara dan bangsa.

Sebagai informasi, Polwan pertama kali dibentuk pada tahun 1948 di Bukitting, Sumatera Barat. Terbentuknya Polwan Indonesia merupakan bentuk dari usulan Organisasi Muslim Wanita Islam Bukittinggi.

Kemudian usulan tersebut, memgumpulkan enam wanita pilihan untuk dibina dan dibentuk menjadi Polwan pertma Indonesia.

Untuk menghargai dan pengabdian wanita yang memgabdi pada Indonesia, pemerintah membuat monumen Polwan di Bukittinggi, Sumatera Barat.

Monumen tersebut diresmikan pada 27 April 1993 oleh Kapolri Jenderal Polisi Drs Banoeroesman Astrosemitro yang menjabat saat itu. Kini monumen tersebut menjadi bukti bahwa Indonesia menghargai keterlibatan Polwan dalam mengamankan dan menyelsaikan kasus.

Indonesia juga mengarahkan masyarakat untuk selalu memberi dukungan dan apresiasi kepada Polwan yang bisa memberi kenyamanan dan contoh positif dalam lingkungan masyarakat.