Guru SDIT Muhammadiyah Manggeng Launching Buku, Siswanya Bantu Penderita Kanker Tulang

Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Muhammadiyah Manggeng Aceh Barat Daya (Abdya) menggelar sejumlah kegiatan di bulan Ramadhan 1443 H tahun. Diantaranya launching buku dan buka puasa bersama hingga santunan anak yatim. Termasuk membantu salah seorang penderita kanker tulang.

Siswa SDIT Manggeng didampingi para guru menyerahkan bantuan kepada salah seorang penderita kanker tulang, Sabtu (24/4). FOTO: IST

MANGGENG - Acara launching buku digelar pada hari Sabtu (23/4/2022) di Kompleks Masjid At-Taqwa Manggeng. Buku yang dirilis ini adalah karya perdana guru sekolah tersebut. Judulnya: Kemilau Cahaya Dari Kota Manggeng: Meneguh Langkah Mendidik Pelanjut Negeri.

"Alhamdulillah SDIT sudah bisa mengeluarkan buku pertamanya," ucap Kepala Sekolah SDIT Muhammadiyah Manggeng Risa Muliana, yang juga merupakan pengarang buku tersebut.

Dia bilang, buku tersebut terbit atas hasil kolaborasi antar para guru yang mengajar di SDIT Manggeng. Tulisan-tulisan para guru kemudian disatukan dalam buku.

"Hasil tulisan guru ini dikumpulkan menjadi satu buku," jelasnya.

Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Aceh Barat Daya Mismaruddin Mahdi mengapresiasi buku yang dirilis SDIT Manggeng ini. Menurutnya, antusiasme guru dalam menulis merupakan contoh yang baik yang ditunjukkan kepada para siswa.

"Selain bertugas mengajar, Ternyata guru disini juga semangat dalam menulis. dan ini semoga dapat ditiru oleh sekolah yang lain," kata Mismarudin dalam sambutannya.

Apresiasi yang sama juga datang dari Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Manggeng Said Firdaus.

Usai launching buku, acara ditutup dengan buka puasa bersama Guru SDIT beserta siswa-siswi dan orang tua serta para undangan. Turut hadir dalam acara tersebut Camat Kecamatan Manggeng Hamdani, Sekretaris PDM Afdhal Jihad, tokoh pendidikan serta para orangtua siswa.

Bantu Penderita Kanker Tulang

Pada hari yang sama, sebelum launching buku, siswa kelas 3 SDIT Muhammadiyah Manggeng menyerahkan bantuan kepada salah satu keluarga yang beralamat di Gampong Pusu, Kecamatan Manggeng Kab Aceh Barat Daya.

Tempat yang dituju adalah rumah M. Amin (50). Ia mengindap penyakit kanker tulang sejak tahun 2014 yang menyebabkan satu kakinya harus diamputasi.

Istrinya bernama Suryani yang berumur 35 tahun berprofesi sebagai ibu rumah tangga. Amin mempunyai 3 orang anak, anak pertama bernama M. Zaini kelas 1 SMP, anak kedua yaitu Humaira (4,5 tahun) dan Azzahra (2,5 tahun).

Sehari-hari, Amin berprofesi sebagai tukang pangkas rambut. Ia membuka kios kecil di depan rumahnya. Sebelum terkena penyakit kanker, profesinya adalah sebagai Nelayan. Ia terpaksa alih profesi karena kaki sebelah kanannya diamputasi.

Suryani menceritakan, selama 2,5 tahun mengidap penyakit ginjal, suaminya itu harus cuci darah 2 kali dalam seminggu ke RSUD Tengku Peukan Aceh Barat Daya atau ke Banda Aceh jika tidak ada alat di Rumah Sakit Teuku Pekan atau diserang disebut Rumah Sakit Korea.

"Ahamdulillah biaya pengobatannya selama ini ditanggung BPJS," ujarnya.

Sementara rumah yang ditempatinya saat ini merupakan bantuan renovasi dari pemerintah. Yaitu dana rehap, dari sebelumnya yang hanya berukuran 1 kamar.

"Bantuan lain yang didapatkan sekarang adalah bantuan PKH. 5 tahun lalu sempat dapat bantuan uang untuk kebutuhan khusus (cacat) tapi sekarang tidak ada lagi," ucapnya.

Sebelum pulang, ustazah Nelvialis yang ikut mendampingi murid SDIT Manggeng, mengajak muridnya mengambil hikmah di balik cobaan yang diberikan kepada penderita kanker tulang tersebut.

"Allah memberikan penyakit ini kepada bapak bukan Allah benci melainkan bapak adalah orang yang sanggup dan sabar menerima musibah ini. Musibah inilah yang memberikan bapak pahala yang begitu besar," kata Ustazah Nelvialis.

Ia juga meminta agar anak-anak selalu diajarkan untuk mendoakan kedua orang tuanya. "Karena jika kita sudah tiada do'a anak-anak yang shalehlah yang bisa kita harapkan," lanjutnya yang membuat suasana sontak menjadi haru dan mata para siswapun berkaca-kaca.

Ia mengaku kagum dan bangga melihat keluarga yang dikunjungi tersebut, khususnya Amin yang dinilai sangat sabar menghadapi musibah tersebut. "Walaupun sakit tapi masih sanggup mencari nafkah," pungkasnya.