Bang Pudin Siap Sisihkan Gaji Untuk Juara Keagamaan Setiap Maulid Nabi

Syaifuddin Dely adalah salah satu anggota legislatif pergantian antar waktu (PAW) periode 2014-2019. Ia diusung oleh Partai Nasional Aceh (PNA) saat itu. Sosok yang karib disapa Bang Pudin ini mencoba peruntungan mencalonkan diri sebagai Keuchik atau Kepala Desa Padang Hilir, Kecamatan Susoh, Kabupaten Aceh Barat Daya (Abdya). 

Calon Keuchik Desa Padang Hilir Syaifuddin. FOTO: IST


SUSOH - Di sela-sela obrolan, tangan kanan Bang Pudin kerap menjangkau cangkir di hadapannya. Lalu kopi hitam di dalamnya diseruput pelan-pelan.


Ia menjelaskan, kenapa kepingin jadi kepala desa. "Abang naik ini selain ajakan kawan-kawan, murni keinginan tersendiri, abang melihat Masih banyak hal-hal yang perlu dibenah di desa," tuturnya saat dijumpai Times.id di kediaman Keujruen Chik Susoh Amiruddin, tadi malam.


Untuk diketahui, keujrun adalah pemimpin adat di sektor pertanian di Aceh. Lalu apa yang mau dibenahi Bang Pudin?


Salah satunya di bidang keagamaan, sebutnya. "Contoh pada saat Maulid Nabi. Biasanya ada dibuat perlombaan, Insya Allah akan memberikan hadiah khusus dari gaji Abang sendiri untuk pemenang 1, 2 dan 3," lanjut pria bertubuh tegap ini.


Hidup Bang Pudin ibarat rooler coster. Sebelum menjadi anggota DPRK Abdya, bang Pudin adalah petugas pengamanan atau Satpam di salah satu Bank BUMN di ibu kota Abdya. Sayangnya, ia gagal saat mencalonkan diri kembali sebagai anggota legislatif di Pileg lalu.


Padahal, ketika jadi anggota DPRK, Bang Pudin dikenal royal memberi santunan kepada orang-orang yang sedang tertimp- musibah.


"Iya, dulu saat menjabat sebagai anggota dewan kita selalu menyantuni masyarakat yang sedang berduka. Berupa papan kerenda, kemudian menjenguk warga yang sedang sakit," ingatnya.


Aparatur desa juga ikut jadi sorotannya. Ia berjanji tak akan sesuka hati merombak aparatur desa, jika terpilih nanti.


"Nanti akan melihat siapa yang layak maka tetap kita pertahankan namun dalam waktu 2 tahun biar generasi tetap menikmati atau belajar," imbuhnya.


Sejauh ini ada 3 calon keuchik di desa dengan pemilih sekitar 700 orang itu. Keinginannya maju sebagai kepala desa karena didorong oleh teman-teman hingga tokoh masyarakat. Ia juga sudah mengantongi restu keluarga.


"Alhamdulillah saya mendapat nomor urut 1," tutupnya.