Menlu Retno: Nuklir Dapat Atasi Pandemi

Pertemuan yang dilangsungkan secara virtual oleh International Atomic Energy Agency (IAEA), Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi menyebut, nuklir dapat atasi pandemi. Bahkan Retno menyerukan penggunaan nuklir untuk tujuan damai.


Menlu Redno Marsudi saat pertemuan GC ke-65 IAEA. Foto: IST

JAKARTA - Pertemuan General Conference ke-65 Badan Energi Atom Dunia (IAEA) secara virtual Senin 20 September 2021, mendapat perhatian khusus dalam penggunaan nuklir oleh Menlu, Retno menyampaikan soal nuklir yang dapat mendeteksi varian virus baru dalam kasus covid-19.


Selain itu, Tujuannya adalah menghambat penggunaannya untuk tujuan militer apa pun. Karena, saat ini tidak dapat dipungkiri nuklir menjadi senjata yang mengerikan. Bahkan, perlombaan senjata nuklir masih terus terjadi. Dengan itu, ia juga menyerukan penggunaan nuklir untuk tujuan damai.

Menlu juga memaparkan, bahwa nuklir juga bisa bermanfaat bagi manusia. Namun, ada tiga aspek penting yang harus diperhatikan, keselamatan (safety), keamanan (security), dan perlindungan (safeguards) nuklir.

"Kita harus terus mendorong penggunaan nuklir untuk tujuan damai, selain nuklir juga bermanfaat bagi manusia," kata Menlu RI dalam pernyataannya.

Lanjutnya, Sejak 2013, indonesia sudah menggunakan teknologi nuklir untuk mengembangkan varietas padi yang unggul. Yang diwakili oleh Kelompok Peneliti Pemuliaan Tanaman Pangan (PAIR) bekerja sama dengan IAEA dan Badan Pangan Dunia atau FAO. Dalam hal ini, bahkan indonesia telah mengembangkan 23 varietas padi baru.

Hasilnya, Indonesia mendapat apresiasi oleh dunia internasional dan diberikan penghargaan FAO/IAEA Outstanding Achievement Award sebanyak dua kali pada 2014 dan 2021.

"Penghargaan adalah bentuk pengakuan terhadap dampak sosial ekonomi dari kolaborasi yang kami lakukan dan bukti kontribusi nuklir terhadap pembangunan berkelanjutan" ujarnya.

Tidak sampai disitu, ia juga menyebut teknologi nuklir dapat berperan dalam upaya mengatasi pandemi, yaitu untuk mendeteksi varian virus baru dan mencegah terjadinya pandemi di masa depan.

"Jadi mari kita lanjutkan kerja kolektif untuk mempercepat dan memperluas kontribusi energi atom bagi perdamaian, kesehatan, dan kemakmuran sebagaimana yang tercantum dalam Piagam IAEA," pungkas Retno.

Sebagai informasi, General Conference (GC) ke-65 IAEA berlangsung tanggal 20-24 September 2021. GC Konferensi tahunan di Markas PBB Wina, sudah diselenggarakan sejak tahun 1956 bagi negara-negara anggota IAEA. Tujuannya adalah untuk menentukan arah kebijakan IAEA dalam menjamin penggunaan energi dan teknologi nuklir semata-mata untuk tujuan damai.