Prediksi Jakarta Tenggelam, Pengamat: Biden Jarang Ngobrol dengan Obama?

Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, menyebut kemungkinan ibu kota Indonesia, Jakarta bakal tenggelam dalam 10 tahun ke depan. Pengamat Politik Internasional, Arya Sandhiyudha menilai pernyataan tersebut punya dua dimensi.


Pengamat Politik Internasional, Arya Sandhiyudha. Foto: IG

JAKARTA - Dimensi pertama, menggambarkan internasionalisasi AS terhadap isu perubahan iklim. Dimensi kedua, negara yang menjadi perhatian utama Biden di Asia bukan ke Indonesia.

Memang, jelas Arya, Biden berupaya meningkatkan perhatian AS kepada isu pemanasan global. Sebagai bagian dari restoring US global leadership.

"Itu dimensi pertama kesan saya terhadap pertanyaan itu. Biden telah menunjukkan komitmennya mengembalikan AS ke Perjanjian Paris mengenai perubahan iklim, setelah sempat di era Presiden Trump AS membatalkannya," kata Arya dalam keterangannya, Minggu (1/8).

Direktur Eksekutif The Indonesian Democracy Initiative (TIDI) melanjutkan, dimensi kedua adalah perhatian Biden ke Indonesia memang tidak sebesar ke Tiongkok dan India. Khususnya terkait dengan persaingan antar mereka.

Dimensi pemahaman Biden terhadap Indonesia, nilainya, dapat dimaklumi jika membaca Indonesia terlalu mengandalkan referensi teks ketimbang pemahaman terhadap konteks.

"Perhatian Biden yang utama di Asia Pasifik itu bukan ke Indonesia, melainkan lebih ke Tiongkok yang tidak hanya dilihat sebagai great power (negara hebat), tapi juga kompetitor hegemonik AS," jelasnya.

Kalaupun ada negara lain di Asia, terangnya, yang lebih banyak diperhatikan adalah India. Negara yang paling diharapkan bisa melakukan encirclement atau pengepungan terhadap meluasnya kepentingan Tiongkok. Arya menyarankan Biden harus mendapatkan asupan informasi lebih akurat dan kontekstual.

"Presiden Biden mungkin sudah jarang ngobrol dengan (mantan) Presiden Obama, sang Anak Menteng itu," duganya.

Menurut Arya, Presiden Biden harusnya punya orang-orang di jajaran Pemerintahan AS yang memiliki latar interaksi dan informasi Indonesia secara lebih mendalam dan utuh.

Mengenai dikaitkannya isu pemanasan global dengan agenda pemindahan ibukota, Arya menilai bahwa tidak pernah ada pula dalam rencana pemindahan Ibukota menyebutkan alasan karena prediksi Jakarta 10 tahun lagi tenggelam. Presiden Jokowi juga tidak pernah menyebut demikian.

"Sebab kita mengetahui Jakarta akan tetap menjadi tulang punggung ekonomi nasional dalam beberapa puluh tahun ke depan. Artinya, kalau Jakarta tenggelam secara fisik itu juga akan membuat Indonesia tenggelam secara ekonomi. Suatu hal yang tidak akan dibiarkan begitu saja oleh Pemerintah," tegasnya.

Namun demikian, Arya menanggapi positif pernyataan Biden. Menurutnya, pernyataan tersebut adalah alarm dan wake-up call terhadap semua pihak di Indonesia.

"Agar tidak mengesampingkan isu lingkungan dan perubahan iklim. Baik di Jakarta secara khusus ataupun Indonesia secara umum," pungkasnya.