Menhan Prabowo Jumpai Tedros Di Kantor Pusat WHO Bahas Keamanan

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto bertandang ke Kantor Pusat Badan Kesehatan Dunia atau WHO di Jenewa, Swiss, kemarin (30/6). Ia disambut langsung oleh Dirjen WHO Dr Tedros A Gebreyesus.


Menteri Pertahanan Prabowo Subianto dengan Dirjen WHO Dr Tedros A Gebreyesus di Jenewa, Swiss, Rabu (30/6). FOTO: INSTAGRAM/@dahnil_anzar_simanjuntak


JENEWA - Juru Bicara Kementerian Pertahanan Kemhan Dahnil Anzar Simanjuntak mengatakan Menhan dan Dirjen WHO membahas beberapa agenda terkait penanganan Pandemi Covid 19.

"Termasuk isu keamanan kesehatan lainnya," kata Dahnil dalam keterangan tertulisnya, Kamis (1/7).

Menhan, sebut Dahnil mengapresiasi WHO atas pengembangan Covid-19 Partners Platform sebagai wadah yang memfasilitasi koordinasi antar negara dan mitra untuk penanganan Covid 19.

Menteri Pertahanan Prabowo Subianto disambut oleh Dirjen WHO Dr Tedros A Gebreyesus di Kantor Pusat Badan Kesehatan Dunia (WHO) di Jenewa, Swiss, Rabu (30/6)

"Salah satu yang diangkat Menhan adalah upaya meningkatkan kapasitas Indonesia terkait dengan keamanan kesehatan Indonesia," jelas mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah itu.

Secara khusus, pertemuan itu juga membahas peran Kemhan dan sumber daya pertahanan dalam menghadapi pandemi saat ini. Termasuj kesiapsiagaan Indonesia menghadapi kedaruratan kesehatan di masa yang akan datang.

"Indonesia berencana membangun Center of Excellence di bidang keamanan kesehatan di tingkat provinsi," ungkap Dahnil.

Inisiatif ini, sebutnya akan memperkuat kapasitas Indonesia dalam mendeteksi dan menangkal tantangan keamanan kesehatan di masa yang akan datang. Sebanyakb110 RS Militer juga akan semakin diperkuat diseluruh Indonesia untuk penanganan pandemi.

Disebutkan juga, pentingnya agenda kolaborasi sipil-militer dalam penanganan tantangan kesehatan di masa yang akan datang. Itu diwujudkan Menhan Prabowo dengan terus menginisiasi upaya-upaya penguatan center of excellence di Universitas Pertahanan atau Unhan.

Tujuannya, untuk memperkuat riset calon-calon Dokter Militer dan ahli-ahli biologi militer. Diharapkan, komponen ini bisa menjadi kekuatan pertahanan kesehatan di masa yang akan datang.

"Termasuk mendukung riset-riset penting bidang kesehatan yang dilakukan oleh dokter-dokter militer di Rumah Sakit-Rumah Sakit Militer," pungkasnya. (MA)