Kronologi Detik-detik Tenggelamnya KMP Tunu Pratama Jaya di Selat Bali

Kapal mengalami blackout pada pukul 23.35 WIB. Setelah itu, kapal terbalik dan hanyut ke arah selatan.
KMP Tunu Pratama Jaya tenggelam di Selat Bali pada Kamis, 3 Juli 2025 dini hari WIB. Kapal yang mengangkut 65 orang itu karam hanya selang 39 menit setelah berangkat dari Pelabuhan Ketapang, Banyuwangi, menuju Gilimanuk, Bali.



Tim SAR gabungan saat melakukan pencarian korban KMP Tunu Pratama Jaya yang tenggelam di Selat Bali pada Kamis (3/7) dini hari. Foto: Instagram/kantorsar_surabaya

BALI — Direktur Jenderal Perhubungan Laut Kemenhub, Muhammad Masyhud, menyampaikan kapal mulai mengalami kondisi bahaya pada pukul 23.20 WIB. Lima belas menit kemudian, kapal dinyatakan tenggelam di titik koordinat 8°9’32.35”S 114°25’6.38”E.

“KMP Tunu Pratama Jaya diketahui berlayar dari Pelabuhan Ketapang menuju Pelabuhan Gilimanuk dan dilaporkan mengalami kondisi distress pada pukul 23.20 WIB. Berdasarkan laporan petugas di lapangan, kapal tenggelam pada pukul 23.35 WIB,” ujar Masyhud, Kamis (3/7/2025).

Proses penyelamatan berlangsung sejak dini hari. Tim SAR gabungan dari Basarnas, TNI/Polri, Syahbandar, KPLP, dan ASDP dikerahkan ke lokasi. Hingga pukul 10.00 waktu setempat, 31 orang penumpang berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat. Namun, empat orang dipastikan meninggal dunia.

“Hingga pukul 10.00 waktu setempat, data sementara dilaporkan empat orang meninggal dunia dan 31 orang penumpang telah berhasil dievakuasi dalam kondisi selamat dan saat ini berada dalam penanganan lebih lanjut di Gilimanuk,” kata Masyhud.

Identitas korban masih dalam proses pendataan. Sementara pencarian terhadap penumpang lainnya terus dilakukan. Kondisi laut di sekitar lokasi kejadian dilaporkan cukup berat. Gelombang mencapai dua hingga dua setengah meter, disertai angin kencang dan arus kuat.

Shelvy Arifin, Corporate Secretary ASDP, mengungkapkan bahwa kapal sempat mengirim permintaan bantuan melalui radio maritim channel 17. “Berdasarkan informasi yang dihimpun, kapal mengalami blackout pada pukul 23.35 WIB,” katanya. Setelah itu, kapal terbalik dan hanyut ke arah selatan.

Koordinator Pos SAR Banyuwangi, Wahyu Setiabudi, membenarkan sinyal darurat itu. “Pukul 23.20 WIB kami mendapat info dari perwira jaga KMP Tunu Pratama Jaya mengenai panggilan distress,” ujarnya.

Sinyal itu diterima hanya 24 menit setelah kapal berangkat dari Ketapang pukul 22.56 WIB. Saat itu, cuaca di perairan Selat Bali sedang tidak bersahabat. Hanya berselang 15 menit dari distress call, kapal dinyatakan tenggelam oleh petugas jaga di Pelabuhan.

Pada pukul 00.22 WITA, kapal dilaporkan terbalik sepenuhnya. Beberapa menit sebelumnya, kapal mengalami kehilangan daya atau blackout, membuat kondisinya makin memburuk.

Kemenhub menyampaikan keprihatinan atas musibah ini dan memastikan penanganan dilakukan secara cepat dan terkoordinasi. “Ditjen Hubla menyampaikan keprihatinan mendalam atas kejadian ini dan memastikan bahwa setiap langkah penanganan dilakukan secara cepat, terkoordinasi, dan mengedepankan keselamatan jiwa. Kami terus berkoordinasi dengan seluruh pemangku kepentingan untuk mendukung kelancaran operasi pencarian dan penyelamatan,” ujar Masyhud.

Ikuti saluran WhatsApp kami, agar tidak ketinggalan informasi penting terbaru! Klik di sini

Ikuti saluran WhatsApp kami, agar tidak ketinggalan informasi penting terbaru! Klik di sini