UPDATE

Mata Safar Berkaca-kaca, Kenang Almarhum Ayah Usai Dilantik Sebagai Bupati Abdya

Sebagai tukang jahit, ayahnya kata Safar, tidak pernah menaruh cita-cita tinggi.
Bupati Aceh Barat Daya (Abdya) Safaruddin tak kuasa menahan air matanya, ketika mengenang almarhum ayah usai pengambilan sumpah jabatan di Gedung DPRK Abdya, Minggu (16/2) malam WIB.

Bupati Aceh Barat Daya Safaruddin. Foto: Tim Times

BLANG PIDIE — Safar tiba-tiba tercekat dan terbata-bata saat hendak melanjutkan pidato perdananya sebagai Bupati Abdya. Matanya sontak memerah, sembab dan berkaca-kaca. Ia sempat terdiam beberapa saat.

Saat melanjutkan pidatonya, Safar mengatakan dirinya hanyalah anak dari seorang tukang jahit, yang tidak pernah menaruh cita-cita tinggi kepada dirinya. Apalagi menjadi orang nomor satu di Abdya.

“Ayah saya tukang jahit, tidak pernah punya mimpi dan cita-cita tinggi-tinggi untuk anaknya,” kata Safar, dengan nada suara bergetar.

Bahkan ketika Safar beberapa kali gagal di dunia politik, baik saat mencalonkan diri sebagai calon legislatif (caleg) maupun saat menjadi tim sukses beberapa kali kontestasi Pilkada di Abdya, ia disarankan oleh ayahnya untuk istirahat dari politik.

“Kajeut neuk, ga usah lagi berkarir di politik. Cukup jadi tenaga kontrak dan honor saja,” ingatnya.

“Allahummaghfirlahu Warhamhu Wa’afihi Wa’fuanhu,” doa Safar untuk ayahnya.

Safar mengakui, ia pernah berkali-kali gagal di politik. Tapi kegagalan demi kegagalan itu tak membuatnya mundur. Ia terus konsisten merajut karirnya di dunia politik, meskipun diakuinya tidak mudah.

Namun, kegigihannya tersebut kini terbayar. Mantan Ketua Umum Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) itu berhasil menaklukkan kerasnya dunia politik. Sebelum terpilih menjadi Bupati Abdya, Safar juga menjabat sebagai Wakil Ketua DPR Aceh.