2 Tokoh Perjuangan yang Rumahnya Dijadikan Museum di Surabaya

Pengunjung rumah HOS Cokroaminoto lebih ramai dibandingkan rumah WR. Soepratman
Surabaya banyak terdapat tempat-tempat bersejarah yang sering dikunjungi wisatawan.
 
Rumah HOS Cokroaminoto, Foto: Puji M. Arfi

SURABAYA - Daerah yang menyandang Kota Pahlawan ini banyak melahirkan orang-orang penting dan hebat. Tokoh-tokoh ini merupakan pejuang yang membawa Indonesia menuju gerbang kemerdekaan.

Para tokoh ini menyumbangkan banyak hal untuk bangsa Indonesia, kemudian namanya dikenal sampai saat ini, serta peninggalannya dianggap berharga dan dijadikan cagar budaya.

Di antara tokoh yang rumahnya dijadikan sebagai museum di Surabaya adalah HOS Cokroaminoto dan WR. Supratman.

Rumah H.O.S. Cokroaminoto

HOS Cokroaminoto yang mendapatkan julukan Raja Tanpa Mahkota ini kediamannya diresmikan untuk menjadi museum sekaligus destinasi wisata sejarah pada tanggal 27 November 2017 oleh Pemerintah Kota Surabaya.

Bangunan tersebut diresmikan oleh Walikota Surabaya yang menjabat pada waktu itu, yaitu Tri Rismaharini.

Rumah tersebut tidak hanya digunakan oleh HOS Cokroaminto dan keluarganya, akan tetapi rumah ini jadi tempat tokoh-tokoh pergerakan dari berbagai latar belakang ideologi bertemu dan melakukan dialog.

Di antara tokoh-tokoh pergerakannya seperti Samoen, Alimin, Tan Malaka, Darsono dan lain-lain.

Rumah ini juga jadi tempat tinggal atau indekos Presiden Pertama Indonesia, Ir. Soekarno, dan tokoh-tokoh penting lainnya seperti Kartosuwiryo dan Samaoen.

Rumah HOS Cokroaminoto berlokasi di Jalan Peneleh, Peneleh, Kecamatan Genteng, Kota Surabaya, Jawa Timur.

Adapun jam operasionalnya buka di hari Selasa sampai Minggu, sedangkan hari Senin tutup. Buka pukul 08.00 dan tutup pukul 15.00 WIB.

Untuk masuk ke museum ini tidak dikenakan biaya alias gratis dengan melakukan registrasi di tiketwisata.surabaya.go.id.

Rumah WR. Supratman

Pencipta lagu Indonesia Raya, Wage Rudolf Soepratman, dilharikan pada 19 Maret 1903 di Desa Somongari, Kecamatan Kaligesing, Purworejo dan wafat pada 17 Agustus 1938 di Jalan Mangga 21 Surabaya.

Rumah yang menjadi tempat wafat pencipta lagu Indonesia Raya ini kemudian dijadikan cagar budaya sekaligus museum di Surabaya.

Rumah tersebut adalah rumah dinas kakak ipar WR Soepratman yang bernama Willem M van Eldik yang menikah dengan kakaknya Roekiyem Soepratijah. Kakak iparnya juga merupakan guru yang mengajarkan musik kepada WR Soepratman.

Museum ini banyak dikunjungi wisatawan saat berkunjung ke surabaya. Wisatawan yang datang pun dari berbagai kalangan, baik itu pelajar maupun mahasiswa.

Namun, jika dibandingkan, pengunjung rumah WR. Soepratman lebih sedikit dibandingkan rumah HOS Cokroaminoto.