Masalah Di Papua Bukan Hanya Infrastruktur dan Pendidikan

Pembangunan infrastruktur di Papua tidak selalu berdampak positif bagi masyarakat Papua. Pemangku kepentingan terkadang lupa, bahwa ada budaya, alam, dan rumah yang harus dilestarikan sebagai rumah dan sumber mata pencaharian dari masyarakat Papua. 


Moderator dan Narasumber FOREXPO 2021 (dari kiri atas ke kanan atas) Jean Bisay, Fahri Salam, Elisabeth Asrida. (dari kiri bawah ke kanan bawah) Roy Murtadho dan Bagja Hidayat


JAKARTA - Hal ini jadi pokok pembahasan dalam talkshow yang digelar Forest Watch Indonesia (FWI), Kamis (2/12) lalu. Talkshow bagian dari rangkaian acara FOREXPO 2021 ini mengangkat judul "Sudah Adilkah Kita Melihat Papua?”


Acara diawali dengan penayangan video yang diproduksi sendiri oleh pihak Forest Watch Indonesia (FWI). Video diambil langsung di Papua yang menayangkan hutan-hutan yang masih sangat lebat dan juga asri, terdapat pula cuplikan wawancara dengan warga papua asli yang bercerita mengenai kondisi yang sebenarnya terjadi di Papua. 


Kesimpulannya, pembangunan infrastruktur yang terus berjalan dari tahun ke tahun ternyata tidak selalu menimbulkan dampak yang positif bagi para masyarakat Papua. Pemangku kepentingan terkadang lupa, bahwa ada budaya, alam, dan rumah yang harus dilestarikan dan juga dilindungi yang tentunya adalah rumah dan sumber mata pencaharian dari masyarakat Papua.


Pemimpin Redaksi Jubi Jean Bisay mengaku sangat ingin menyampaikan informasi mengenai Papua. Ia berharap informasi tersebut juga disampaikan dengan baik dan rinci oleh seluruh media, terutama media di luar Papua. 


Jurnalis Mangobay Indonesia Elisabeth Asrida menambahkan topik terkait perempuan dan anak mengenai isu umum maupun spesifik terkait isu lingkungan di Papua juga juga masih sangat kurang diangkat.


Sementara Redaktur Pelaksana Majalah Tempo, Bagja Hidayat meminta agar melihat Papua secara adil. Tidak menganggap isu Papua sebagai suatu hal yang sensitif.


"Karena hal itulah yang membuat masyarakat menjadi terbatas saat ingin mengakses informasi mengenai Papua," katanya.


Setali tiga uang, Roy Murtadho dari Indoprogress bilang, segala aspek kehidupan mulai dari HAM, kebijakan ekonomi, sosial, hingga politik selama ini dibahas dan dilihat secara tidak adil. Menurutnya, terdapat narasi tunggal yang media lakukan saat melakukan pemberitaan mengenai Papua, dan hal ini harus bisa diusut dan dibongkar penyebabnya sehingga keadilan bisa mencapai titik cerahnya. 


“Ini yang mesti kita bongkar agar semua orang adil melihat Papua. Kita selalu berbicara mengenai anti-kekerasan, tapi sepertinya belum adil untuk Papua," ujar Roy Murtadho.


Untuk diketahui, FOREXPO 2021 berlangsunh selama 3 hari mulai dari hari Rabu, 1 Desember hingga Jumat, 3 Desember dengan mengundang berbagai narasumber dan juga mengangkat topik berbeda yang tentunya masih mengenai isu dalam negeri.