UPDATE

Hitungan Pakar, Jika Prabowo Beli Bitcoin Rp 300 Triliun

Jika Bitcoin mencapai Rp20 miliar per BTC, nilai investasinya dapat melesat hingga Rp4.255,32 triliun, bisa lunasi separuh utang negara.
Pakar digital Anthony Leong mengusulkan strategi baru dalam pengelolaan keuangan negara dengan menyarankan Presiden Prabowo Subianto mengalokasikan Rp300 triliun dari hasil efisiensi anggaran untuk investasi di Bitcoin.

Ilustrasi Bitcoin. Foto: Groks

JAKARTA — Menurutnya, langkah ini bisa menjadi solusi inovatif untuk memperkuat cadangan keuangan negara dan membantu mengurangi utang nasional secara signifikan.

Anthony Leong melihat peluang besar jika sebagian dari dana efisiensi ini diinvestasikan dalam Bitcoin. Ia menyoroti langkah beberapa negara, seperti El Salvador, yang telah menjadikan Bitcoin sebagai bagian dari cadangan devisa mereka.

“Indonesia dapat mengambil langkah serupa untuk meningkatkan daya tahan ekonomi nasional,” ujarnya, Rabu (26/2).

Dengan harga Bitcoin yang saat ini berada di kisaran US$87.149 atau sekitar Rp1,41 miliar per BTC (kurs Rp16.200 per dolar AS), dana Rp300 triliun dapat dikonversi menjadi sekitar 212.766 BTC.

Anthony menjelaskan, jika harga Bitcoin melonjak ke Rp5 miliar per BTC, nilai investasi itu akan meningkat menjadi Rp1.063,83 triliun atau setara dengan 12,66% dari total utang negara yang kini mencapai Rp8.400 triliun.

Jika Bitcoin menembus Rp10 miliar per BTC, nilai investasinya bisa mencapai Rp2.127,66 triliun, cukup untuk menutup 25,32% dari total utang nasional.

Bahkan, jika Bitcoin mencapai Rp20 miliar per BTC, nilai investasinya dapat melesat hingga Rp4.255,32 triliun, atau sekitar 50,66% dari total utang negara.

“Jika harga Bitcoin mencapai Rp5 miliar per BTC, nilai investasi akan meningkat menjadi Rp1.063,83 triliun, atau sekitar 12,66% dari total utang negara. Jika Bitcoin mencapai Rp10 miliar per BTC, nilai investasi naik menjadi Rp2.127,66 triliun, cukup untuk menutupi 25,32% dari total utang negara. Jika Bitcoin mencapai Rp20 miliar per BTC, nilai investasi melonjak menjadi Rp4.255,32 triliun, hampir menutupi 50,66% dari total utang negara,” jelas Anthony.

Risiko dan Strategi Mitigasi

Meski menawarkan potensi keuntungan besar, Anthony menekankan bahwa Bitcoin adalah aset dengan volatilitas tinggi yang harus dikelola dengan regulasi ketat.

“Jika pemerintah mempertimbangkan investasi ini, mereka harus memiliki strategi mitigasi risiko yang matang. Bitcoin memang bisa memberikan imbal hasil tinggi, tetapi fluktuasinya juga tajam,” ujarnya.

Ia mengingatkan bahwa saat ini banyak manajer investasi global mulai masuk ke Bitcoin, dan Indonesia sebaiknya tidak terlambat dalam memanfaatkan momentum ini. “Harus kita pikirkan, jangan sampai nanti harga sudah Rp20 miliar baru Indonesia melirik ini,” tambahnya.

Anthony menegaskan bahwa kajian mendalam tetap diperlukan sebelum pemerintah memutuskan langkah ini. Namun, ia yakin bahwa investasi di Bitcoin bisa menjadi sumber pendapatan baru bagi negara tanpa harus menambah utang.

“Saat ini, banyak manajer investasi global yang mulai berinvestasi di Bitcoin. Oleh karena itu, strategi mitigasi risiko yang jelas harus diterapkan agar tidak berdampak negatif terhadap stabilitas ekonomi nasional. Jika dikelola dengan baik, investasi ini dapat menjadi langkah inovatif dalam memperkuat keuangan negara dalam jangka panjang,” tutupnya.

Sebelumnya, Prabowo mengatakan penghematan anggaran negara akan lebih besar dari perkiraan awal. Dari target awal Rp306,69 triliun, efisiensi ini ditingkatkan menjadi Rp750 triliun dalam tiga tahap.

Pada tahap pertama, Kementerian Keuangan di bawah Sri Mulyani Indrawati telah berhasil memangkas Rp300 triliun dari Bagian Anggaran Bendahara Umum Negara.