PHK Honorer dan Efisiensi Anggaran: Benarkah Ada Pemangkasan Massal?
PHK honorer masih dibahas, keputusan di tiap instansi. Pemerintah pastikan tidak semua terdampak, tapi kekhawatiran tetap ada.
Kabar mengenai pemutusan hubungan kerja (PHK) tenaga honorer kembali mencuat. Isu ini disebut-sebut sebagai dampak dari kebijakan efisiensi anggaran yang diterapkan oleh pemerintah.
JAKARTA - Namun, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Rini Widyantini, menegaskan bahwa keputusan terkait tenaga honorer tetap bergantung pada masing-masing instansi. Ia juga memastikan bahwa di instansinya sendiri tidak ada PHK honorer.
Meskipun begitu, pemutusan hubungan kerja bisa saja terjadi, tetapi hanya untuk tenaga kerja yang berasal dari vendor dan tidak terdaftar dalam database Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Artinya, tidak semua tenaga honorer akan terkena dampaknya. Kebijakan ini sepenuhnya berada di tangan kementerian dan lembaga (K/L) terkait.
Namun, pernyataan ini belum sepenuhnya meredakan kekhawatiran para honorer. Banyak dari tenaga honorer yang masih menunggu kepastian dari instansi masing-masing, terutama di pemerintahan daerah yang lebih terdampak oleh efisiensi anggaran.
Isu PHK honorer juga menjadi perhatian anggota Komisi II DPR. Kemungkinan potensi dampak dari efisiensi anggaran, jika tidak ditangani dengan baik, bisa memicu PHK massal tenaga honorer.
Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, mengingat banyak tenaga honorer yang selama ini berperan penting dalam pelayanan publik.
Anggota DPR juga mengingatkan bahwa kebijakan efisiensi anggaran seharusnya tidak sampai mengganggu layanan kepada masyarakat. Dalam rapat dengan delapan kementerian dan lembaga mitra kerja, mereka meminta agar efisiensi tidak dijadikan alasan untuk mengurangi tenaga honorer yang berkontribusi langsung terhadap pelayanan publik.
Salah satu poin penting yang disoroti DPR dampak kebijakan ini terhadap masyarakat luas. Jika ada layanan publik yang terganggu akibat pengurangan tenaga honorer, maka pejabat terkait harus bertanggung jawab.
Bagaimanapun, tenaga honorer memiliki peran besar dalam berbagai sektor, seperti kesehatan, pendidikan, dan administrasi pemerintahan. Jika jumlah-nya dikurangi secara drastis, dikhawatirkan pelayanan publik akan menjadi tidak optimal.
![]() |
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Rini Widyantini. Foto: Instagram/@official.riniwidyantini |
JAKARTA - Namun, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (PANRB), Rini Widyantini, menegaskan bahwa keputusan terkait tenaga honorer tetap bergantung pada masing-masing instansi. Ia juga memastikan bahwa di instansinya sendiri tidak ada PHK honorer.
Meskipun begitu, pemutusan hubungan kerja bisa saja terjadi, tetapi hanya untuk tenaga kerja yang berasal dari vendor dan tidak terdaftar dalam database Badan Kepegawaian Negara (BKN).
Artinya, tidak semua tenaga honorer akan terkena dampaknya. Kebijakan ini sepenuhnya berada di tangan kementerian dan lembaga (K/L) terkait.
Namun, pernyataan ini belum sepenuhnya meredakan kekhawatiran para honorer. Banyak dari tenaga honorer yang masih menunggu kepastian dari instansi masing-masing, terutama di pemerintahan daerah yang lebih terdampak oleh efisiensi anggaran.
Isu PHK honorer juga menjadi perhatian anggota Komisi II DPR. Kemungkinan potensi dampak dari efisiensi anggaran, jika tidak ditangani dengan baik, bisa memicu PHK massal tenaga honorer.
Kekhawatiran ini bukan tanpa alasan, mengingat banyak tenaga honorer yang selama ini berperan penting dalam pelayanan publik.
Anggota DPR juga mengingatkan bahwa kebijakan efisiensi anggaran seharusnya tidak sampai mengganggu layanan kepada masyarakat. Dalam rapat dengan delapan kementerian dan lembaga mitra kerja, mereka meminta agar efisiensi tidak dijadikan alasan untuk mengurangi tenaga honorer yang berkontribusi langsung terhadap pelayanan publik.
Salah satu poin penting yang disoroti DPR dampak kebijakan ini terhadap masyarakat luas. Jika ada layanan publik yang terganggu akibat pengurangan tenaga honorer, maka pejabat terkait harus bertanggung jawab.
Bagaimanapun, tenaga honorer memiliki peran besar dalam berbagai sektor, seperti kesehatan, pendidikan, dan administrasi pemerintahan. Jika jumlah-nya dikurangi secara drastis, dikhawatirkan pelayanan publik akan menjadi tidak optimal.
Posting Komentar