DPR Connect: Jembatan Aspirasi Generasi Muda di Era Digital
Kolaborasi ini bukan sekadar retorika, tetapi harus menjadi aksi nyata yang berdampak bagi kemajuan Indonesia.
Anggota DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono menegaskan pentingnya semangat kolaborasi dan optimisme nyata melalui DPR Connect. Menurutnya, platform ini menjadi rumah bagi aspirasi, ide, dan pemikiran generasi muda yang diharapkan mampu memberikan dampak positif bagi pembangunan Indonesia.
JAKARTA - Dalam acara DPR Connect, DPR dan Generasi Muda Kolaborasi untuk Perubahan di Jakarta, Rabu (12/2), Ibas menekankan bahwa DPR harus terbuka terhadap perubahan zaman yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, globalisasi, dan sosial.
“DPR Connect harus terkoneksi dalam teknologi dan menyesuaikan dalam undang-undang yang relevan. Misalnya yang disampaikan Pak Sekjen, program SIMAS PUU, Boss Campus, tinggal kita kembangkan lagi, bagaimana masyarakat tidak hanya generasi muda, dapat terus mengakses dan ikut memberikan masukan-masukannya,” ujar Ibas.
Acara ini dibuka oleh Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal dan dihadiri sejumlah tokoh, termasuk Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar, Ketua BAM DPR RI Netty Prasetiyani Heryawan, Ketua BURT Rizki Aulia Rahman Natakusumah, serta perwakilan dari Blue Ocean Strategy Fellowship dan media nasional. Mahasiswa, Kompas Muda, Indonesia Next Leader (IDNL), serta influencer juga turut berpartisipasi dalam diskusi tersebut.
Menurut Ibas, meskipun generasi muda memiliki banyak ruang untuk berbicara dan berpartisipasi, suara mereka masih sulit terdengar di tingkat pengambilan keputusan.
“Untuk itu DPR Connect lah yang harus terdepan, tercepat, dan terkeras untuk terus menggaungkan suara-suara tersebut. Kita harus tahu bagaimana anak-anak muda juga dapat memberikan masukannya, tidak hanya DPR tapi juga pemerintahan," paparnya.
Ia juga menegaskan bahwa DPR memiliki Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) yang siap menampung suara rakyat.
“DPR punya BAM, 732 Anggota MPR, 580 DPR, 152 DPD yang selalu siap bersuara. Kewajiban kita untuk menyerap aspirasi,” tegasnya.
Ibas menambahkan bahwa kolaborasi ini bukan sekadar retorika, tetapi harus menjadi aksi nyata yang berdampak bagi kemajuan Indonesia.
“Memastikan bahwa kebijakan yang dihasilkan sesuai dan semakin berkembang di era digital. Kesesuaian terkait pendidikan dan kurikulum, ketenagakerjaan, adaptasi teknologi, serta terkait kehidupan sosial dan lingkungan,” ujarnya.
Menurutnya, semua pihak harus memastikan bahwa aspirasi masyarakat masuk dalam proses legislasi, program, dan kebijakan publik.
"Kita jadikan ruang suara anak-anak muda tidak hanya sekedar ruang suara tapi ruang tulis dalam aksi nyata dan eksekusi program kebijakannya," kata Ibas.
Sebagai contoh nyata, ia menyoroti program DPR Magang yang bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterlibatan generasi muda dalam dunia legislatif.
“DPR Connect, DPR Magang ini, adalah salah satu contoh nyata bagaimana kami menguatkan pemahaman diskusi, bukan hanya sekedar melakukan acara-acara seremonial belaka,” tutupnya.
![]() |
Anggota DPR RI Edhie Baskoro Yudhoyono. Foto: Instagram/@ibasyudhoyono |
JAKARTA - Dalam acara DPR Connect, DPR dan Generasi Muda Kolaborasi untuk Perubahan di Jakarta, Rabu (12/2), Ibas menekankan bahwa DPR harus terbuka terhadap perubahan zaman yang dipengaruhi oleh perkembangan teknologi, globalisasi, dan sosial.
“DPR Connect harus terkoneksi dalam teknologi dan menyesuaikan dalam undang-undang yang relevan. Misalnya yang disampaikan Pak Sekjen, program SIMAS PUU, Boss Campus, tinggal kita kembangkan lagi, bagaimana masyarakat tidak hanya generasi muda, dapat terus mengakses dan ikut memberikan masukan-masukannya,” ujar Ibas.
Acara ini dibuka oleh Wakil Ketua DPR RI Cucun Ahmad Syamsurijal dan dihadiri sejumlah tokoh, termasuk Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar, Ketua BAM DPR RI Netty Prasetiyani Heryawan, Ketua BURT Rizki Aulia Rahman Natakusumah, serta perwakilan dari Blue Ocean Strategy Fellowship dan media nasional. Mahasiswa, Kompas Muda, Indonesia Next Leader (IDNL), serta influencer juga turut berpartisipasi dalam diskusi tersebut.
Menurut Ibas, meskipun generasi muda memiliki banyak ruang untuk berbicara dan berpartisipasi, suara mereka masih sulit terdengar di tingkat pengambilan keputusan.
“Untuk itu DPR Connect lah yang harus terdepan, tercepat, dan terkeras untuk terus menggaungkan suara-suara tersebut. Kita harus tahu bagaimana anak-anak muda juga dapat memberikan masukannya, tidak hanya DPR tapi juga pemerintahan," paparnya.
Ia juga menegaskan bahwa DPR memiliki Badan Aspirasi Masyarakat (BAM) yang siap menampung suara rakyat.
“DPR punya BAM, 732 Anggota MPR, 580 DPR, 152 DPD yang selalu siap bersuara. Kewajiban kita untuk menyerap aspirasi,” tegasnya.
Ibas menambahkan bahwa kolaborasi ini bukan sekadar retorika, tetapi harus menjadi aksi nyata yang berdampak bagi kemajuan Indonesia.
“Memastikan bahwa kebijakan yang dihasilkan sesuai dan semakin berkembang di era digital. Kesesuaian terkait pendidikan dan kurikulum, ketenagakerjaan, adaptasi teknologi, serta terkait kehidupan sosial dan lingkungan,” ujarnya.
Menurutnya, semua pihak harus memastikan bahwa aspirasi masyarakat masuk dalam proses legislasi, program, dan kebijakan publik.
"Kita jadikan ruang suara anak-anak muda tidak hanya sekedar ruang suara tapi ruang tulis dalam aksi nyata dan eksekusi program kebijakannya," kata Ibas.
Sebagai contoh nyata, ia menyoroti program DPR Magang yang bertujuan meningkatkan pemahaman dan keterlibatan generasi muda dalam dunia legislatif.
“DPR Connect, DPR Magang ini, adalah salah satu contoh nyata bagaimana kami menguatkan pemahaman diskusi, bukan hanya sekedar melakukan acara-acara seremonial belaka,” tutupnya.
Posting Komentar