Dari Panglima Perang ke Panglima Pembangunan, Mualem Resmi Nahkodai Aceh
Jusuf Kalla yang ikut hadir dalam pelantikan tersebut menitipkan sejumlah harapan kepada Muallem dan Dek Fadh
Wakil Presiden RI ke-10 dan ke-12 sekaligus mediator perdamaian Aceh, Jusuf Kalla (JK), menghadiri pelantikan Muzakir Manaf dan Fadhlullah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh dalam sidang paripurna DPR Aceh, Rabu (12/2/2025).
BANDA ACEH - Pelantikan tersebut dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Banda Aceh.
Pada kesempatan tersebut, Jusuf Kalla menyampaikan bahwa Muzakir Manaf telah mengalami transformasi besar dari seorang panglima perang menjadi panglima pembangunan.
Menurutnya, perubahan ini bukti bahwa Aceh telah bergerak ke arah yang lebih baik setelah dua dekade pasca-tsunami dan berakhirnya konflik.
Kedatangan Jusuf Kalla ke Aceh bukan hanya untuk menghadiri pelantikan, tetapi juga untuk bertemu teman-teman lama dan melihat langsung perkembangan Aceh saat ini.
Ia menilai Aceh telah mengalami kemajuan signifikan dibandingkan dengan kondisi 20 tahun lalu.
Selain itu, JK juga menyampaikan harapan kepada Muzakir Manaf, yang akrab disapa Mualem, agar terus memberikan semangat tinggi kepada masyarakat Aceh, terutama dalam meningkatkan perekonomian.
Ia menekankan pentingnya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan demi kesejahteraan rakyat Aceh.
Sebagai tokoh perdamaian, Jusuf Kalla memiliki keterikatan khusus dengan Aceh. Pada tahun 2005, ia berperan penting dalam proses perdamaian antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang mengakhiri konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.
Muzakir Manaf, yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Pusat GAM, juga turut berperan dalam peralihan Aceh menuju era damai melalui Komite Peralihan Aceh (KPA).
Selain di Aceh, JK juga berperan dalam menyelesaikan konflik di Poso dan Ambon yang terjadi antara tahun 1998 hingga 2001.
Pengalaman dan dedikasinya dalam menciptakan perdamaian di berbagai daerah membuat kehadirannya dalam pelantikan Gubernur Aceh kali ini memiliki makna tersendiri.
Prosesi pelantikan berlangsung dengan khidmat di Gedung Utama DPRA dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk pejabat pemerintah, ulama, dan perwakilan masyarakat.
Dengan dilantiknya Muzakir Manaf dan Fadhlullah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, diharapkan Aceh semakin maju dan berkembang dalam berbagai sektor, terutama di bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
![]() |
Muzakir Manaf dan Fadhlullah resmi sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh periode 2025-2030. Foto: Instagram/@kip_abdya |
BANDA ACEH - Pelantikan tersebut dilakukan oleh Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian di Gedung Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA), Banda Aceh.
Pada kesempatan tersebut, Jusuf Kalla menyampaikan bahwa Muzakir Manaf telah mengalami transformasi besar dari seorang panglima perang menjadi panglima pembangunan.
Menurutnya, perubahan ini bukti bahwa Aceh telah bergerak ke arah yang lebih baik setelah dua dekade pasca-tsunami dan berakhirnya konflik.
Kedatangan Jusuf Kalla ke Aceh bukan hanya untuk menghadiri pelantikan, tetapi juga untuk bertemu teman-teman lama dan melihat langsung perkembangan Aceh saat ini.
Ia menilai Aceh telah mengalami kemajuan signifikan dibandingkan dengan kondisi 20 tahun lalu.
Selain itu, JK juga menyampaikan harapan kepada Muzakir Manaf, yang akrab disapa Mualem, agar terus memberikan semangat tinggi kepada masyarakat Aceh, terutama dalam meningkatkan perekonomian.
Ia menekankan pentingnya pembangunan ekonomi yang berkelanjutan demi kesejahteraan rakyat Aceh.
Sebagai tokoh perdamaian, Jusuf Kalla memiliki keterikatan khusus dengan Aceh. Pada tahun 2005, ia berperan penting dalam proses perdamaian antara Pemerintah Indonesia dan Gerakan Aceh Merdeka (GAM) yang mengakhiri konflik berkepanjangan di wilayah tersebut.
Muzakir Manaf, yang saat itu menjabat sebagai Panglima Komando Pusat GAM, juga turut berperan dalam peralihan Aceh menuju era damai melalui Komite Peralihan Aceh (KPA).
Selain di Aceh, JK juga berperan dalam menyelesaikan konflik di Poso dan Ambon yang terjadi antara tahun 1998 hingga 2001.
Pengalaman dan dedikasinya dalam menciptakan perdamaian di berbagai daerah membuat kehadirannya dalam pelantikan Gubernur Aceh kali ini memiliki makna tersendiri.
Prosesi pelantikan berlangsung dengan khidmat di Gedung Utama DPRA dan dihadiri oleh berbagai tokoh penting, termasuk pejabat pemerintah, ulama, dan perwakilan masyarakat.
Dengan dilantiknya Muzakir Manaf dan Fadhlullah sebagai Gubernur dan Wakil Gubernur Aceh, diharapkan Aceh semakin maju dan berkembang dalam berbagai sektor, terutama di bidang ekonomi dan kesejahteraan rakyat.
Posting Komentar