Gunung Ibu Turun ke Level Siaga, Warga Diminta Waspada
Waspada, Gunung Ibu masih berpotensi bahaya
Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menurunkan status Gunung Ibu di Halmahera Barat, Maluku Utara, dari Awas (Level IV) menjadi Siaga (Level III). Penduduk diimbau menghindari area dalam radius 4 kilometer dari bukaan kawah aktif.
HALMAHERA BARAT - Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dalam keterangan resmi pada Kamis (30/1/2025), menyatakan bahwa penurunan status ini dilakukan setelah pengamatan visual dan instrumental menunjukkan penurunan aktivitas vulkanik.
Penurunan status ini berdasarkan hasil pemantauan yang menunjukkan berkurangnya aktivitas erupsi dan lontaran lava pijar dibandingkan dua pekan sebelumnya.
Petugas pos pengamatan Gunung Ibu di Desa Gam Ici mencatat bahwa selama periode 1-27 Januari, jumlah kegempaan dan tinggi kolom erupsi mengalami penurunan. Lontaran lava pijar juga semakin pendek, hanya mencapai radius 500 meter dari bibir kawah.
Meskipun status turun menjadi Siaga, masyarakat di luar radius 4 kilometer dan di luar sektoral 5 kilometer tetap diminta meningkatkan kewaspadaan.
Asap kawah utama masih terpantau berwarna putih dan kelabu dengan ketinggian 100-600 meter dari puncak.
Pengukuran jarak elektronik (EDM) menunjukkan adanya tren deflasi. Suara dentuman dan gemuruh masih terdengar di pos pengamatan Gunung Ibu, dengan lontaran lava pijar mencapai sekitar 1,5 kilometer dari kawah.
"Aktivitas kegempaan selama periode 1 – 27 Januari itu didominasi oleh gempa vulkanik dangkal, gempa letusan, gempa hembusan, dan gempa tektonik jauh yang masih terjadi setiap hari," katanya.
Selama periode 1-27 Januari, tercatat 1.747 kali gempa letusan, 87 kali gempa guguran, 2.976 kali gempa hembusan, 427 kali gempa harmonik, serta ribuan gempa vulkanik dan tektonik lainnya.
Badan Geologi juga mengingatkan warga untuk mewaspadai potensi lahar, terutama di sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ibu.
Terdapat sekitar 300-500 ribu meter kubik material vulkanik yang mengendap di sekitar kawah. Saat hujan deras, material ini berisiko terbawa turun melalui empat aliran sungai yang ada.
Masyarakat diminta tetap mengikuti arahan pemerintah daerah dan waspada terhadap perkembangan aktivitas Gunung Ibu.
![]() |
Ilustrasi Gunung Ibu. Foto: pixabay/@doctor-a |
HALMAHERA BARAT - Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, dalam keterangan resmi pada Kamis (30/1/2025), menyatakan bahwa penurunan status ini dilakukan setelah pengamatan visual dan instrumental menunjukkan penurunan aktivitas vulkanik.
Penurunan status ini berdasarkan hasil pemantauan yang menunjukkan berkurangnya aktivitas erupsi dan lontaran lava pijar dibandingkan dua pekan sebelumnya.
Petugas pos pengamatan Gunung Ibu di Desa Gam Ici mencatat bahwa selama periode 1-27 Januari, jumlah kegempaan dan tinggi kolom erupsi mengalami penurunan. Lontaran lava pijar juga semakin pendek, hanya mencapai radius 500 meter dari bibir kawah.
Meskipun status turun menjadi Siaga, masyarakat di luar radius 4 kilometer dan di luar sektoral 5 kilometer tetap diminta meningkatkan kewaspadaan.
Asap kawah utama masih terpantau berwarna putih dan kelabu dengan ketinggian 100-600 meter dari puncak.
Pengukuran jarak elektronik (EDM) menunjukkan adanya tren deflasi. Suara dentuman dan gemuruh masih terdengar di pos pengamatan Gunung Ibu, dengan lontaran lava pijar mencapai sekitar 1,5 kilometer dari kawah.
"Aktivitas kegempaan selama periode 1 – 27 Januari itu didominasi oleh gempa vulkanik dangkal, gempa letusan, gempa hembusan, dan gempa tektonik jauh yang masih terjadi setiap hari," katanya.
Selama periode 1-27 Januari, tercatat 1.747 kali gempa letusan, 87 kali gempa guguran, 2.976 kali gempa hembusan, 427 kali gempa harmonik, serta ribuan gempa vulkanik dan tektonik lainnya.
Badan Geologi juga mengingatkan warga untuk mewaspadai potensi lahar, terutama di sungai-sungai yang berhulu di puncak Gunung Ibu.
Terdapat sekitar 300-500 ribu meter kubik material vulkanik yang mengendap di sekitar kawah. Saat hujan deras, material ini berisiko terbawa turun melalui empat aliran sungai yang ada.
Masyarakat diminta tetap mengikuti arahan pemerintah daerah dan waspada terhadap perkembangan aktivitas Gunung Ibu.
Posting Komentar