Jelang Pemilu, Standard Chartered Rilis Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Indonesia

Konsumsi rumah tangga meningkat tipis sebesar 4,5 persen secara year-on-year


Perekonomian global diperkirakan bakal terus melambat dalam beberapa bulan mendatang, menurut laporan terbaru dari Standard Chartered. Tapi ekonomi Indonesia diproyeksikan masih terus sehat, didorong oleh belanja pemilu.


Laporan Standard Chartered Global Focus – Economic Outlook Q3 2023 ini disampaikan pada acara tahunan Global Research Briefing (GRB) H2 2023 untuk Indonesia yang berlangsung secara virtual pada tanggal 18 Juli 2023. 


Acara GRB tersebut dibuka oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan dan dihadiri oleh para pemangku kepentingan Bank, termasuk perwakilan pemerintah, lembaga keuangan internasional dan nasional, serta para pelaku usaha.


Para ekonom dari Standard Chartered yang hadir dalam acara GRB menyampaikan proyeksi ekonomi global dan domestik. Mereka antara lain Edward Lee, Chief Economist, ASEAN and South Asia, Standard Chartered; Divya Devesh, ASIA FX Strategist, Standard Chartered; dan Aldian Taloputra, Senior Economist, Standard Chartered Bank Indonesia.


Dalam laporannya, Standard Chartered mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi global untuk tahun 2023 sebesar 2,7 persen, namun menurunkan estimasi pertumbuhan ekonomi tahun 2024 menjadi 2,9 persen dari sebelumnya 3,0 persen. 


Pemangkasan ini disebabkan oleh beban kenaikan suku bunga yang belum pernah terjadi sebelumnya serta kondisi pinjaman yang lebih ketat di Amerika Serikat dan Eropa, yang berpotensi menjadi faktor utama penurunan perekonomian di negara maju.


Sementara itu, di Asia, India dan kawasan ASEAN diperkirakan akan terus menikmati momentum yang baik dan mendukung pertumbuhan global. 


Selain itu, perekonomian di negara maju terbukti lebih tangguh dari perkiraan sebelumnya. Meskipun The Federal Reserve dan Bank Sentral Eropa (ECB) telah menaikkan suku bunga secara agresif, perekonomian Amerika Serikat (AS) dan kawasan Eropa masih cukup stabil. 


"Meskipun AS menunjukkan tanda-tanda perlambatan dalam beberapa bulan ke depan, AS telah berhasil menghindari resesi sejauh ini," bunyi laporan Standard Chartered.


Di sisi lain, kawasan Eropa sempat mengalami resesi pada periode Q4-2022 dan Q1-2023, tetapi kondisi tersebut lebih baik dari perkiraan awal saat aliran gas Rusia dibatasi pada tahun sebelumnya. 


Meski begitu, Standard Chartered memperkirakan AS akan masuk ke dalam resesi pada periode Q4-2023 dan Q1-2024.


Sementara itu, pertumbuhan di kawasan ASEAN masih tetap sehat meskipun sedikit melambat. Beberapa perekonomian ASEAN, termasuk Vietnam, Indonesia, dan Filipina, diperkirakan akan tumbuh lebih dari 5 persen di tahun 2023, sementara Thailand dan Malaysia diperkirakan tumbuh di atas 4 persen. 


Jelang Pemilu, Ekonomi Indonesia Makin Sehat


Untuk Indonesia, Standard Chartered mempertahankan perkiraan pertumbuhan ekonomi 2023 sebesar 5,1 persen, yang lebih tinggi dari konsensus sebelumnya. 


Hasil PDB kuartal pertama yang lebih kuat dari perkiraan awal telah mendekatkan pandangan konsensus dengan pandangan Standard Chartered. 


Konsumsi rumah tangga meningkat tipis sebesar 4,5 persen secara year-on-year, pertumbuhan investasi melambat menjadi 2 persen, dan pertumbuhan ekspor tetap relatif kuat di tingkat 12 persen. 


Senior Economist, Standard Chartered Bank Indonesia, Aldian Taloputra, memproyeksikan bahwa konsumsi domestik akan terus meningkat di semester kedua, didorong oleh inflasi yang rendah, pemulihan aktivitas perekonomian, dan peningkatan belanja pemilu.


"Kami perkirakan konsumsi domestik akan terus meningkat di semester kedua, dengan didorong oleh inflasi yang rendah, aktivitas perekonomian yang kembali normal, serta peningkatan belanja pemilu," jelas Aldian.


Selain itu, Standard Chartered menurunkan perkiraan rata-rata inflasi tahun 2023 untuk Indonesia menjadi 3,9 persen dari perkiraan sebelumnya sebesar 4,1 persen. Hal ini mencerminkan inflasi year-to-date yang lebih rendah dari yang diperkirakan, serta ekspektasi stabilnya inflasi makanan. Aldian Taloputra menambahkan bahwa inflasi makanan turun menjadi 1,2 persen year-on-year di bulan Juni dari tingkat tertinggi year-to-date sebesar 7,6 persen di bulan Februari, berkat koordinasi antara bank sentral dan pemerintah untuk mempertahankan persediaan makanan yang memadai dan terus meningkatkan logistik.


Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan menyambut baik forum Global Research Briefing 2023 ini. Ia menjelaskan bahwa Indonesia telah kembali menjadi salah satu negara berpenghasilan menengah ke atas dengan pertumbuhan ekonomi yang kuat. 


Selama tahun 2022, Indonesia mencatat pertumbuhan ekonomi sebesar 5,3 persen dan surplus perdagangan sebesar USD 54,5 miliar. Di semester pertama 2023, surplus perdagangan tetap kuat dengan mencapai USD 16,5 miliar. 


"Pemerintah terus berupaya menjaga pasokan sehingga inflasi dan konsumsi domestik tetap terjaga. Terkait sektor perdagangan, pemerintah juga mempunyai program bantuan dukungan pembiayaan ekspor, dan kami berharap bank-bank swasta dapat mendukung program tersebut," kata Mendag Zulhas.


Cluster CEO, Indonesia & ASEAN Markets (Australia, Brunei & the Philippines), Standard Chartered Andrew Chia, menyatakan bahwa Indonesia telah berhasil bertahan menghadapi perlambatan ekonomi global. 


Ia menyampaikan komitmen Bank untuk terus berinvestasi di Indonesia, sebagai negara dengan ekonomi terbesar ke-4 di Asia Tenggara. 


"Kami sangat bersemangat melihat bagaimana Indonesia bertahan melawan perlambatan ekonomi global," tuturnya.


Standard Chartered, sebutnya terus mendukung pertumbuhan ekonomi Indonesia melalui keterlibatan di pasar dan hubungan yang kuat dengan pemerintah Indonesia. Bank ini juga aktif terlibat dalam implementasi perjanjian JETP yang ditandatangani tahun lalu saat KTT G20 di Indonesia. 


"Kami terus mendukung berbagai penerbitan obligasi pemerintah, dan yang terkini adalah penerbitan obligasi multi tranche senilai USD 3 miliar yang mendapatkan kelebihan permintaan (oversubscribed) sebanyak 4,8 kali," lanjut Andrew.


Andrew menekankan bahwa bisnis Commercial, Corporate and Institutional Banking (CCIB) Standard Chartered telah tumbuh secara substansial seiring dengan pergeseran rantai pasokan. 


Bank ini juga berkomitmen untuk membantu para klien Indonesia berkembang di pasar baru dan membawa investasi baru ke dalam negeri. 


Selain itu, bisnis Consumer, Private & Business Banking (CPBB) mereka akan terus berfokus pada kemitraan digital dan meningkatkan layanan wealth management untuk mendukung pertumbuhan Bank yang eksponensial dan berkelanjutan.


Foto: Unsplash.com/Chengting Xie