Tempat Bersejarah Populer yang Ada di Kota Surabaya dan Kisah di Baliknya

Tempat bersejarah jadi ikonik Kota Surabaya dan kisah di baliknya
Surabaya merupakan salah satu kota dengan pelabuhan tertua di Indonesia.

Hotel Majapahit, Foto: unshplash.com

SURABAYA - Sudah sejak masa Hindia Belanda Surabaya menjadi pusat pemerintah dan perdagangan internasional.

Dari perjalanan dan perkembangan sejarah yang begitu panjang, menjadikan kota ini sebagai kawasan yang sarat akan nilai-nilai sejarah serta budaya.

Salah satu kejadian yang tidak dapat dilupakan selama perjalanan sejarah dan terus melakat sampai sekarang adalah peristiwa 10 November 1945, yang saat ini tanggal tersebut dikenal dengan Hari Pahlawan.

Pada saat itu rakyat Surabaya membuktikan keberaniannya melalui semangat perjuangan saat melakukan perlawanan kepada tentara seukutu.

Terdapat beberapa gedung serta landmark yang saat ini dapat dijumpai saat berkunjung ke Surabaya.

Sejumlah tempat tersebut pada hari ini menjadi saksi bisu keberanian dari arek-arek Suroboyo yang melakukan perlawanan demi mempertahankan kemerdekaan tanah airnya, Indonesia.

Beberapa monumen didirikan di beberapa tempat untuk memperingati atau mengenang jasa para pahlawan yang gugur dalam pertempuran mempertahan bendera merah putih dapat berkibar.

Sejak saat itulah kota besar yang menjadi ibu kota Jawa Timur ini mendapat julukan sebagai Kota Pahlawan.

Gedung, tugu, serta tempat yang menjadi saksi bisu perjuangan pahlawan terduhulu yang masih berdiri sampai sekarang, ditetapkan ke dalam bangunan cagar budaya.

Ada beberapa tempat bersejarah di Surabaya yang wajib disinggahi. Sebelum berkunjung, alangkah baiknya mengetahui kisah atau kejadian penting yang ada di baliknya terlebih dahulu.

Berikut tiga tempat bersejarah di Surabaya dan kejadian-kejadian penting di baliknya.

Tugu Pahlawan

Bangunan yang dinamakan dengan Tugu Pahlawan ini adalah sebuah monumen yang menjadi ikon Kota Surabaya. Tujuan dari pembangunannya untuk memperingati peristiwa 10 November 1945.

Pada tahun 1952 Tugu ini diresmikan dan masih berdiri kokoh sampai saat ini di area Taman Kebonharjo, di seberang Kantor Gubernur Jawa Timur.

Keunikan yang dimiliki Tugu Pahlawan adalah penampakannya yang berbentuk paku terbalik dengan tinggi 41,15 meter.

Hal unik lainnya pada monumen ini bisa diamati pada tiang yang terdiri dari 10 lekungan dan 11 ruas, hal ini adalah simbol yang menandakan tanggal terjadinya peristiwa 10 November 1945 di Surabaya.

Pada tanggal tersebut terjadi sebuah peristiwa besar yang menentukan takdir negara Republik Indonesia, yaitu sebuah pertempuran yang dilakukan arek-arek Suroboyo melawan tentara sekutu dengan tujuan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.

Peristiwa 10 November merupakan salah satu perang terbesar dan perlawanan terberat dalam sejarah Revolusi Nasional Indonesia yang saat itu sampai sekarang dikenal sebagai simbol perlawanan bangsa Indonesia terhadap kolonialisme yang dilakukan oleh bangsa Barat.

Puncak dari peristiwa pertempuran yang terjadi di Surabaya adalah saat terbunuhnya Brigadir Jenderal Mallaby yang merupakan pemimpin tentara Inggris untuk Jawa Timur. Kematian Jenderal Mallaby terjadi pada 30 Oktober 1945.

Sehingga pada 10 November 1945 pengganti Jenderal Mallaby yang bernama Mayor Jenderal Eric Carden Robert Masergh mengeluarkan ultimatum yang intinya meminta Indonesia untuk menyerah.

Namun ultimatum tersebut tidak diikuti atau ditaati oleh rakyat Surabaya, sehingga hal itulah yang menjadi faktor terjadinya peristiwa pertempuran 10 November 1945.

Museum 10 November

Masih di dalam perkarangan yang sama, di sana terdapat sebuah museum yang bernama Museum 10 November. Museum ini banyak menyimpan berbagai macam dokumentasi perjuangan arek-arek Suroboyo pada pertempuran 10 November 1945.

Museum ini beroperasi pada hari Selasa hingga Sabtu, yang buka pukul 08:00 dan tutup pukul 15:00. Untuk masuk ke museum ini dikenakan tiket seharga Rp 5.000 per orang yang bisa diakses melalui website tiketwisata.surabaya.go.id.

Jembatan Merah

Salah satu jembatan yang ada di Surabaya juga menjadi salah satu ikon bersejarah, yakni Jembatan Merah. Jembatan merah ini termasuk tua, hal ini dikarenakan Jembatan Merah didirikan pertama kali pada tahun 1743.

Kawasan Jembatan Merah ini dulunya merupakan wilayah perniagaan yang berkembang akibat dari perjanjian Kerajaan Mataram dengan VOC yang merupakan persekutuan dagang asal Belanda yang memiliki monopoli untuk melakukan aktivitas perdagangan di wilayah Asia.

Jembatan Merah yang menjadi penghubung antara Jalan Kembang Jepun dengan Jalan Rajawali ini menyimpan kisah yang cukup menarik di baliknya.

Jembatan ini dikenal dalam sejarah sebagai tempat saksi bisu tewasnya pemimpin pasukan sekutu pada masa Revolusi Nasional Indonesia, yaitu Brigadir Jenderal Mallaby.

Jenderal Mallaby terbunuh saat terjadi baku tembak antara para pejuang Surabaya dengan tentara sekutu. Hal ini juga yang menjadi pemantik ketegangan yang terjadi di Surabaya sehingga akhirnya munculnya pertempuran 10 November.

Hotel Yamato

Sebuah bangunan yang sampai saat ini masih melekat kejadiannya adalah Hotel Yamato. Saat ini hotel Yamato menjadi Hotel Majapahit Surabaya yang terletak di Jalan Tunjungan Surabaya.

Hotel ini dulunya memiki kisah yang tak kalah unik dari tempat bersejarah lainnya. Insiden Hotel Yamato yang melekat dan selalu diperingati setiap tahunnya adalah perobekan benderan Belanda yang terdiri dari warna merah-putih-biru menjadi bendera Indonesia yang berwarna merah-putih.

Peristiwa ini terjadi pada tanggal 19 September 1945 yang diawali dengan beberapa orang Belanda yang menaikkan benderan negaranya di tiang bendera Hotel Yamato.

Tindakan tersebut kemudian membuat marah rakyat Surabaya, mereka datang ke hotel tersebut lalu berusaha menurunkan bendera Belanda.

Akhirnya bendera Belanda berhasil diturunkan dan terjadilah hal yang tidak diduga-duga, bagian bendera yang berwarna biru kemudian dirobek dan dikibarkan kembali sebagai bendera Indonesia yang berwarna merah putih. Pengibaran bendera merah putih ini diiringi dengan suara teriakan yang lantang meneriakkan kata merdeka berulang kali.