Profil Ketua MPR Bambang Soesatyo, Mantan Dosen yang Sempat 4 Kali Gagal Pemilu

Bamsoet pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa di Akademi Akuntansi Jayabaya
Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR) Bambang Soesatyo baru saja menyelesaikan dua buku karangannya sendiri dengan judul 60 Tahun Mengayuh Dayung di Antara Karang dan Rampai Dua Dasawarsa Menjadi Politisi.

Ketua MPR Bambang Soesatyo. Foto: Kolase Foto Instagram @bamsoet2019

JAKARTA - Bamsoet sapaan akrabnya menyebut, buku yang berisi tulisan opininya selama 20 tahun itu akan diluncurkan pada 10 September 2022 mendatang. Peluncuran tersebut dilakukan bertepatan dengan hari ulang tahunnya ke-60.

Sosok Bamsoet bukanlah orang asing dalam dunia perpolitikan Indonesia. Politisi Golkar yang kini menjabat sebagai Ketua MPR itu juga pernah dipercayakan sebagai Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pada 2018-2019 menggantikan sesama kader Golkar, Setya Novanto yang terjerat kasus korupsi.

Pria kelahiran 10 September 1962 itu berasal dari keluarga militer. Setelah menyelesaikan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA), Bamsoet diketahui melanjutkan di Akademi Akuntansi Jayabaya, Jakarta Timur. Kemudian, ia mendapatkan gelar sarjana Administrasi Publik dari Universitas Terbuka pada tahun 1988.

Semasa kuliah, Bamsoet dikenal sudah aktif dalam berbagai kegiatan dan organisasi. Selain pernah menjadi Ketua Senat Mahasiswa di Akademi Akuntansi Jayabaya, Bamsoet juga diketahui menjadi bagian dari organisasi Angkatan Muda Pembaharuan Indonesia (AMPI),salah satu organisasi yang berafiliasi dengan Golkar.

Suami dari Lenny Sri Mulyani itu memulai karir dengan bekerja di kantor Akuntan Publik pada 1984. Ia juga sempat menjalani profesi sebagai jurnalis sebelum akhirnya diangkat sebagai manajer pemasaran majalah Vista. Pada 1991, Bamsoet juga pernah menjadi dosen selama 2 tahun. Kemudian karirnya terus menanjak hingga menjadi direktur pada sebuah perusahaan kayu.

Jika karir pekerjaannya berjalan mulus, maka sedikit berbeda saat Bamsoet terjun ke dunia politik. Dia harus berjuang ekstra keras dalam membangun awal karir politiknya.Bahkan, ia sampai mengalami 4 kali kegagalan saat maju sebagai anggota DPR. Bamsoet tidak terpilih pada Pemilu 1997, 1999 dan 2004.

Barulah pada tahun 2009, Bamsoet berhasil meraih kursi wakil rakyat usai mencalonkan diri di Dapil Jawa Tengah VII. Setelah resmi jadi anggota DPR, Bamsoet ditempatkan di Komisi III DPR, sehingga ia pun menjadi bagian dari Panitia Khusus yang menyelidiki dana talangan Bank Century.

Pada Pemilu 2014, pria yang juga dikenal sebagai pengusaha ini kembali terpilih untuk kedua kalinya. Karir politiknya pun mulai moncer setelah pada 2016 terjadi perubahan di internal Golkar hingga ia diangkat sebagai Ketua Komisi III.

Puncaknya, pada 15 Januari 2018, Ketua Partai Golkar Airlangga Hartarto menunjuk dirinya sebagai ketua DPR ke-18 menggantikan Setya Novanto. Setahun kemudian, atau tepatnya 3 Oktober 2019, Bamsoet pun dilantik sebagai Ketua MPR usai terpilih secara aklamasi.