Heboh Andi Arief Sebut Jokowi Lawan PDIP Lewat Musra, Ini Sosoknya

Andi Arief pernah menjabat sebagai Staf Khusus Presiden pada 2009-2014
Politisi Partai Demokrat, Andi Arief membuat heboh usai menuding kegiatan Musyawarah Rakyat (Musra) yang dilaksanakan oleh Presiden Joko Widodo bersama relawannya merupakan sebuah bentuk perlawanan terhadap Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP).

Politisi Partai Demokrat Andi Arief. Foto: FB @dpp partai demokrat

JAKARTA - Andi mengatakan, PDIP punya cara tersendiri dalam menentukan Capres dan Cawapres pada Pemilu 2024. Akibatnya Jokowi merasa tidak dilibatkan sehingga ia merangkul para relawan untuk menunjukkan kekuatan dukungan yang dimilikinya.

"Bentuk perlawanan Jokowi pada PDIP. Kenapa? Karena Pak Jokowi kan petugas partai PDIP. PDIP punya mekanisme sendiri yang tak melibatkan Pak Jokowi dalam penentuan Capres-Cawapres," ujar Andi kepada awak media, pada Kamis, 1 September 2022.

Mendapat tudingan seperti itu, berbagai pihak mulai melakukan klarifikasi. Salah satunya seperti yang disampaikan oleh Sekretaris relawan Pro Jokowi (Projo), Handoko. Ia menyebut, Presiden Jokowi adalah milik semua jadi tak bisa dikotak-kotak seperti itu.

"Pendapat apapun boleh saja. Inilah demokrasi. Presiden RI adalah milik seluruh rakyat Indonesia, tidak bisa dikotak-kotakkan milik suatu kelompok atau Parpol," ujar Handoko, Kamis, 1 September 2022.

Andi Arief bukanlah sosok yang asing di mata publik. Ia sempat beberapa kali membuat kehebohan, terutama lewat cuitan-cuitan kontroversinya yang sering menyinggung pemerintahan Jokowi.

Pria kelahiran 20 November 1970 itu merupakan seorang politikus Partai Demokrat dan juga mantan aktivis. Ia diketahui pernah menjadi Staf Khusus Presiden Bidang Bantuan Sosial dan Bencana Alam di era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), mulai tahun 2009 hingga 2014.

Pada masa mudanya, Andi dikenal sebagai aktivis pro demokrasi. Ia aktif di Solidaritas Mahasiswa Indonesia untuk Demokrasi(SMID) yang berafiliasi dengan Partai Rakyat Demokratik pada era 1990-an. Andi pernah menjadi korban penculikan pada tahun 1998 karena kegiatan aktivismenya dianggap bisa mengancam orde baru.

Pada tanggal 3 Maret 2019 lalu, Andi Arief sempat menjadi sorotan publik usai ditangkap pihak kepolisian dalam kasus dugaan penyalahgunaan narkoba. Pria kelahiran Bandar Lampung itu ditangkap di sebuah Hotel di kawasan Slipi, Jakarta Barat.

Saat itu, Wakil Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri, Kombes Krisno Siregar membenarkan perihal informasi penangkapan tersebut. Bahkan, pihaknya sempat menggeledah kamar mandi hotel dan membongkar toilet duduk guna mencari barang bukti.

Setelah peristiwa itu terjadi, Partai Demokrat sempat menggelar rapat darurat untuk membahas penangkapan terhadap Andi Arief.

Namun, dua hari usai penangkapan, akhirnya pihak kepolisian melepas Andi Arief. Kadiv Humas Polri saat itu, Irjen M. Iqbal menyatakan Andi Arief terbukti memakai narkoba jenis sabu, tapi setelah dilakukan pertimbangan, polisi menetapkannya sebagai korban dan membuka peluang rehabilitasi.