1.3 Milyar Data Pengguna SIM Card Diduga Bocor, Kominfo Berikan Tanggapan

Kominfo membantah data tersebut berasal dari database mereka
1.3 Miliaran data pendaftaran kartu SIM card diduga bocor dan diperdagangkam di pasar gelap. Data ini juga diduga berasal dari Kementerian Komunikasi & Informatika Republik Indonesia (Kominfo).

Tangkapan Layar. Foto: twitter/@Srifqi.

Informasi mengenai kebocoran data tersebut Kali ini 1.304.401.300 data registrasi yang berasal dari nomor telepon diduga telah bocor dan dijual di forum hacker. Data tersebut pun diduga merupakan kumpulan data dari syarat registrasi pada SIM card.

Data tersebut dijual sekitar senilai Rp 743 juta, oleh hacker. Data yang diduga bocor tersebut memuat 87 GB data (uncompressed) yang terdiri dari NIK, nomor telepon, provider telekomunikasi & tanggal registrasi.

Sejauh ini belum diketahui dari mana hacker tersebut mendapatkan miliaran data. Namun di forum tersebut, Bjorka si penjual data registrasi SIM Card menyoroti tentang aturan registrasi SIM card yang menggunakan nomor KTP dan KK yang mulai diberlakukan di Indonesia sejak 31 Oktober 2017 lalu.

Pratama Persadha Pakar keamanan siber telah memastikan dugaan kebocoran miliaran data registrasi SIM Card ini adalah valid.

Jumlah data yang bocor tersebut begitu besar, berbahaya

Dugaan bocornya data registrasi SIM Card tersebut tak berselang lama dari kabar bocornya 17 juta data dari pengguna PLN yang diduga bocor dan dijual di forum breached.to. Penjual, dengan nama ‘loliyta’ dia menampilkan 10 sampel data pengguna, memuat nama, alamat, KWh, hingga tipe meteran.

Dan pada 15 Agustus 2022 lalu, pengguna yang berbeda di forum yang sama turut menjual dokumen dari 21,7 ribu perusahaan Indonesia dengan total 347 data. Dari sampelnya, data itu memuat informasi mulai dari KTP, NPWP komisaris & direksi, izin perusahaan, nomor induk berusaha, SPT, akta perusahaan, dll.

Kominfo membantah data tersebut berasal dari database mereka

Menanggapi perihal tersebut Kementerian Kominfo membantah. Kominfo mengklaim bahwa saat ini sedang melakukan penelusuran lebih lanjut tentang dari mana data tersebut berasal.