Harga BBM Naik Minggu Depan, Luhut: Presiden Jokowi Umumkan
Posisi harga solar dan pertalite saat ini menjadi beban terberat APBN
Pemerintah kembali mensuarakan kemungkinan harga BBM pertamina naik per minggu depan.
JAKARTA- Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan mengatakan, kemungkinan besar Presiden Jokowi akan mengumumkan kenaikan BBM.
Luhut menjelaskan, pemerintah sudah tidak bisa mempertahankan harga solar, pertalite dengan harga saat ini.
"Itu modelling ekonominya saya kira sudah dibuat, nanti mungkin minggu depan Presiden akan mengumumkan mengenai apa, bagaimana, mengenai kenaikan harga BBM ini," sebut Luhut, Jumat (19/8/2022).
Selanjutnya, Luhut mengatakan, Presiden sudah mengindikasikan bahwa tidak mungkin harga bbm di Indonesia terus dipertahankan. Lantaran Indinesia merupakan negara yang menjual harga BBM termurah sekawasan.
Harga BBM saat ini sudah menjadi beban terberat untuk APBN. Meskipun Indonesia saat ini sudah menjada cukup baik laju inflasi di level yang terlendali.
Indonesia sekarang berada pada posisi inflasi paling rendah jika dibandingkan beberapa negara seperti Amerika Serikat memcapi 8,5 persen, Uni Eropa sebesar 8,9 persen, dan Turki sudah mencapai 79,6 persen. Tercatan inflasi Indonesia pada Juli 2022 tercatat 4,94 persen.
Lalu Luhut juga mengatakan, ia sudah meminta tim nya untuk melakukan modelling kenaikan inflasi. Meskipun posisi indonesia masih tergolong terkendali, infalsi ini bergantung pada kenaikan solar dan pertalite yang masih di subsidi pemerintah.
Luhut meminta masyarakat siap dengan kemungkinan kenaikan harga BBM minggu depan. Lantaran, pemerintah harus terus menekan meningkatnya beban subsidi di APBN.
"Karena bagaimanapun, tidak bisa kita pertahankan demikian. Jadi tadi, mengurangi pressure (tekanan) ke kita karena harga crude oil (minyak mentah) naik, itu kita harus siap-siap," sebut Luhut.
Dengan kenaikan harga solar dan pertalite merupakan salah satu strategi pemerintah untuk menurunkan beban subsidi. Salain itu juga ia jelaskan, mengurangi mobil-mobil combustion dengan kendaraan listrik dan implementasi B40 juga bisa meringankan benan subsidi.
"Subsidi kita kemarin Rp502 triliun, kita berharap kita bisa tekan ke bawah, tadi dengan pengurangan mobil-mobil combustion, diganti dengan listrik, kemudian B40, serta menaikkan harga pertalite yang kita subsidi cukup banyak dengan solar" sebut Luhut.
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto:instagram @luhut.pandjaitan. |
Luhut menjelaskan, pemerintah sudah tidak bisa mempertahankan harga solar, pertalite dengan harga saat ini.
"Itu modelling ekonominya saya kira sudah dibuat, nanti mungkin minggu depan Presiden akan mengumumkan mengenai apa, bagaimana, mengenai kenaikan harga BBM ini," sebut Luhut, Jumat (19/8/2022).
Selanjutnya, Luhut mengatakan, Presiden sudah mengindikasikan bahwa tidak mungkin harga bbm di Indonesia terus dipertahankan. Lantaran Indinesia merupakan negara yang menjual harga BBM termurah sekawasan.
Harga BBM saat ini sudah menjadi beban terberat untuk APBN. Meskipun Indonesia saat ini sudah menjada cukup baik laju inflasi di level yang terlendali.
Indonesia sekarang berada pada posisi inflasi paling rendah jika dibandingkan beberapa negara seperti Amerika Serikat memcapi 8,5 persen, Uni Eropa sebesar 8,9 persen, dan Turki sudah mencapai 79,6 persen. Tercatan inflasi Indonesia pada Juli 2022 tercatat 4,94 persen.
Lalu Luhut juga mengatakan, ia sudah meminta tim nya untuk melakukan modelling kenaikan inflasi. Meskipun posisi indonesia masih tergolong terkendali, infalsi ini bergantung pada kenaikan solar dan pertalite yang masih di subsidi pemerintah.
Luhut meminta masyarakat siap dengan kemungkinan kenaikan harga BBM minggu depan. Lantaran, pemerintah harus terus menekan meningkatnya beban subsidi di APBN.
"Karena bagaimanapun, tidak bisa kita pertahankan demikian. Jadi tadi, mengurangi pressure (tekanan) ke kita karena harga crude oil (minyak mentah) naik, itu kita harus siap-siap," sebut Luhut.
Dengan kenaikan harga solar dan pertalite merupakan salah satu strategi pemerintah untuk menurunkan beban subsidi. Salain itu juga ia jelaskan, mengurangi mobil-mobil combustion dengan kendaraan listrik dan implementasi B40 juga bisa meringankan benan subsidi.
"Subsidi kita kemarin Rp502 triliun, kita berharap kita bisa tekan ke bawah, tadi dengan pengurangan mobil-mobil combustion, diganti dengan listrik, kemudian B40, serta menaikkan harga pertalite yang kita subsidi cukup banyak dengan solar" sebut Luhut.
Posting Komentar