Rusia dan Ukraina Utus Delegasi ke Bali, Bahas Dampak Perang dan Krisis Pangan Hari Ini

Perang menambah masalah baru bagi ekonomi dunia, setelah Covid-19
Dua negara yang tengah berperang, yakni Rusia dan Ukraina dikabarkan mengirimkan utusan delegasinya untuk mengikuti Pertemuan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governor Meeting(FMCBG) G20, Rabu (13/7).

Meja delegasi Rusia di ruang pertemuan 3rd Finance Ministers and Central Bank Governors Meeting (FMCBG), di Nusa Dua, Bali, Selasa, 12 Juli 2022. Foto: Kausar

BALI - Bocoran kehadiran delegasi dua negara yang tengah berseteru itu disampaikan oleh Kepala Pusat Kebijakan Pembiayaan Perubahan Iklim dan Multilateral (PKPPIM) Badan Kebijakan Fiskal Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Dian Lestari, dalam Taklimat Media, Selasa (12/7) malam WITA.

Ia membenarkan bahwa Ukraina ikut diundang dalam pertemuan Menteri Keuangan (Menkeu) dan Gubernur Bank Sentral G 20 itu. Akan tetapi, kabar terakhir Menkeu Ukraina hanya bisa hadir secara virtual.

"Ukraina kita undang," kata Dian di Nusa Dua, Bali.

Karena, lanjut dian, Ukraina juga diundang di FMCBG kedua, Februari lalu. Negara yang dipimpin Volodymyr Zelensky itu diminta menyampaikan pandangan dari sisi dampak perang terhadap isu ketahanan pangan atau food security

"Apa saja yang menimbulkan tantangan dari sisi internasional dan masyarakat secara global, terutama isu food security. Diundang sesi kesatu, kehadiran virtual Menkeu Ukraina," terangnya.

Bagaimana dengan Rusia?

Dian mengatakan, Menkeu Rusia juga diundang. Tapi juga hanya bisa hadir secara virtual. Tapi negara yang dikomandoi Vladimir Putin itu juga mengirimkan utusan yang hadir secara fisik. Yakni Deputi Gubernur Bank Sentralnya.

"Rusia nanti menterinya hadir virtual, deputinya datang secara fisik," ungkapnya.

Beda dengan Ukraina, yang hanya diundang memberi pandangan di sesi I, Rusia bisa aktif berdiskusi saat sesi intervensi atau saat menyampaikan pandangannya di sejumlah agenda.

"Karena bagian dari member (G20), mereka akan diberi kesempatan menyampaikan pandangannya," lanjut dia.

Untuk diketahui, ada tujuh agenda yang akan dibahas dalam pertemuan ketiga FMCBG, hari ini. Pertama, soal ekonomi global dan risikonya. Kedua, kesehatan global. Ketiga, arsitektur keuangan internasional.

Lalu, keempat, isu sektor finansial. Kelima, keuangan yang berkelanjutan. Keenam, infrastruktur. Ketujuh terkait perpajakan internasional.

Lalu kenapa perang ikut dijadikan pokok pembahasan dalam pertemuan Menkeu dan Gubernur Bank Sentral kali ini?

Menurut Dian, perang ternyata ikut memberi dampak yang signifikan dalam memicu krisis ekonomi baru setelah pandemi Covid-19.

"Kita pikir awalnya hanya pandemi Covid-19. Tapi juga perang ini men-triger krisis baru," pungkasnya.