Citayam Fashion Week Dikhawatirkan Jadi Panggung LGBT, JMM: Banyak Mudharatnya

Jangan sampai LGBT membonceng Citayam Fashion Week
Citayam Fashion Week (CFW) di kawasan Dukuh Atas Jakarta Pusat saat ini lagi viral-viralnya. Tapi jika dibiarkan kebablasan, malah dikhawatirkan banyak efek negatif atau mudharatnya.

Model Citayam Fashion Week. Foto: Twitter @Simple_Man1701

JAKARTA - Salah satunya, berpotensi dijadikan panggung oleh kalangan LGBT atau lesbian, gay, biseksual, dan transgender.

Koordinator Jaringan Muslim Madani (JMM) Syukron Jamal mengingatkan semua pihak khususnya pemerintah jangan sampai kecolongan. Dari ajang kebebasan berekspresi malah jadi kebablasan berekspresi. Karena di luar kontrol pemerintah atau pihak berwenang.

Menurut Syukron, keberadaan CFW yang viral tersebut kini lebih banyak mudharatnya ketimbang nilai positifnya.

"Sekarang jadi tidak karuan, kami melihat ini sudah kebanyakan mudharatnya sudah mulai jadi ajang kebablasan berekspresi termasuk jadi ajang unjuk diri LGBT," kata Syukron dalam keterangan tertulisnya, Selasa, 27 Juli 2022.

"Remaja dan Anak-anak Baru Gede di CFW ini kan masih polos jangan sampai karena banyak diekspose dan diapresiasi banyak pihak itu jadi ajang kebablasan berekspresi dan ruang LGBT seperti saat ini. Pemerintah harusnya kontrol dan tertibkan itu jangan ini malah kepala daerahnya ganjen ikut-ikutan lenggak-lenggok disana," sambungnya.

Menurut dia, ada etika dan tata krama di ruang publik. Apalagi diekspose pula oleh banyak media, hingga akhirnya jadi trendsetter. "Model-model begituan, mau jadi apa generasi muda kita nanti," kritiknya.

JMM, lanjut Syukron mendukung kebebasan berekspresi termasuk banyaknya ruang publik sebagai ajang ekspresi dan aspirasi masyarakat. Namun keberadaannya jelas harus diatur dengan baik agar banyak membawa manfaat dan kemaslahatan banyak orang menciptakan multiflier effect ekonomi kecil dan menengah, buka malah menjadi ajang kebablasan berekspresi yang lost control bahkan menjadi ruang legitimasi bagi aktivitas ilegal seperti LGBT.

"Coba pemerintah itu jadikan CFW sebagai ruang sosialisasi dan edukasi publik generasi muda untuk misalkan jauhi narkoba dan LBGT, pentingnya pendidikan, gerakan kewirausahaan dan lain-lain. Kita dukung dan besarkan sekalian gerakannya," jelasnya.

"Dijaga dan dipakailah adat ketimuran kita. Publik harus terus kita edukasi ini terlebih anak muda, remaja dan ABG itu. Mereka generasi muda kita jangan sampai kehilangan jati diri dan nilai-nilai luhur bangsanya karena kita lengah terlalu memberi ruang tanpa arahan dan bimbingan," ujarnya.

"Jadi sekali lagi, CFW ini kita dukung untuk tetap eksis dan besar. Tapi tolong ini ditertibkan dan diarahkan jadi lebih baik lagi, memberikan manfaat tidak hanya secara ekonomi dan kepentingan sesaat tapi juga kepentingan jangka panjang," pungkas Syukron.