13 Tahun, STKIP Muhammadiyah Abdya Tetap Berkibar

Kampus AKN Abdya apa kabar?
Sekolah Tinggi Ilmu Keguruan Dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Muhammadiyah Aceh Barat Daya (Abdya) memperingati ulang tahun atau milad ke 13, Kamis (2/6). Acara ini turut dihadiri oleh Bupati Aceh Barat Daya Akmal Ibrahim.

Mahasiswa STKIP Muhammadiyah Abdya saat menghadiri acara ulang tahun kampus ke 13, Kamis (2/6/2022). FOTO: Muharryadi

BLANG PIDIE - Tema Milad STKIP Muhammadiyah kali ini cukup visioner: "Menciptakan Kader Pemimpin Professional dan Berintegritas Guna Mewujudkan Generasi Muda yang Berkualitas di Era Society 5.0".

Ketua STKIP Muhammadiyah Abdya Afdhal Jihad kemudian memamerkan perjalanan kampus yang sudah berdiri selama 13 tahun di kabupaten berjuluk breuh sigupai.

Dia bilang, kampus yang dipimpinnya itu sejauh ini punya dua program studi (prodi). Pertama Pendidikan Matematika, dan kedua Pendidikan Bahasa Inggris.

"Berdasarkan SK Menteri Pendidikan No. 62/D/O/2009 tanggal 02 Juni 2009, maka pada hari ini 02 Juni 2022, STKIP telah berkiprah selama 13 Tahun," kata Afdhal dalam sambutannya di Aula STKIP Muhammadiyah Abdya, Kamis (2/6).

Mantan aktivis Wakampas ini lalu menyebutkan sejumlah pencapaian kampus swasta ini. Diantaranya dosen dan tenaga kependidikan telah memenuhi standar yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Sebagaimana diatur dalam UU No 12 Tahun 2012, UU N0. 14 Tahun 2005 dan Permendikbud No. 3 Tahun 2020 tentang Standar Nasional Perguruan Tinggi (SNPT).

"Dosen kita sudah tiga orang melanjutkan studi doktoralnya di luar negeri," pamer Afdhal, disambut tepuk tangan hadirin, yang turut disaksikan oleh Bupati Akmal.

"Pada tahun ini dua orang dosen matematika akan melanjutkan program doktoralnya dan satu orang dosen mata kuliah umum. Satu orang tenaga pendidikan kita sedang melanjutkan studi S2nya di Taiwan,". sambungnya penuh semangat.

Di sisi lain, kampus di bawah binaan Pemkab Abdya yakni Akademi Komunitas Negeri Aceh Barat Daya (AKN Abdya) malah tutup.

Kampus ini tutup setelah empat tahun beroperasi. Aktivitas perkuliahan dan kegiatan operasional AKN Abdya terhenti sejak awal tahun 2018 lalu. Mahasiswa yang diterima tahun 2017 hanya bisa mengikuti kuliah satu semester.

Sebabnya, dana hibah dari Pemkab Abdya tahun 2017 untuk kampus tersebut sebesar Rp 1 miliar dikabarkan tidak cair. Padahal, dana ini selain digunakan pihak koordinator pelaksana AKN untuk kegiatan operasional, juga untuk mensubsidi pembayaran SPP para mahasiswa.

Ketua Umum Serikat Mahasiswa Muslimin Indonesia (SEMMI) Cabang Aceh Barat Daya, Akmal Al-Qarasie ikut menyoroti tutupnya kampus AKN Abdya ini dalam rilisnya tentang Abdya Berwasiat.

Menurutnya, tutupnya AKN Abdya adalah salah satu bukti kegagalan Akmal-Muslizar. Jangankan untuk mendirikan perguruan tinggi, kampus Akademi Komunitas Negeri (AKN) yang pernah berdiri di Abdya malah terpaksa tutup.

"Itu sepatutnya tidak terjadi. Saya sangat heran, jangankan membangun kampus yang baru, kampus yang sudah ada saja malah ditutup," herannya.

"Apakah pelajar/siswa yang baru lulus SMA/SMK harus melanjutkan studi ke perguruan swasta atau keluar daerah ? Bagaimana bisa kita katakan pemerintah berhasil meningkatkan mutu pendidikan?" tandas Akmal.