Al-Quran dan Korupsi: Tafsir Surat al-Anfal Ayat 27

Amanah merupakan titipan yang diberikan kepada seseorang atas dasar kepercayaan kalau orang tersebut akan menjaga atau melaksanakannya.

Kultum Antikorupsi Hari ke 26 Ramadhan 1443 H.

Dalam konteks relasi seorang hamba dengan Tuhannya, maka maksud amanah di sini adalah hamba tersebut dipercayai untuk mengerjakan perintah-Nya dan menjauhi larangan-Nya.

Hamba tersebut diberikan amanah untuk melakukan kedua hal di atas.

Hanya saja, nyatanya tidak semua hamba dapat menjaga amanah ini.

Cukup banyak dari mereka yang tidak mengindahkan perintah Tuhannya, bahkan terkadang semangat mengerjakan larangan-Nya. Tentu banyak faktor di sini. Akan tetapi faktor dominannya adalah mereka cenderung menuruti hawa nafsunya, bukan mengikuti kata hatinya.

Oleh karenanya, Allah SWT dengan tegas menga- takan di dalam firman-Nya:

“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan (juga) janganlah kamu mengkhianati amanat- amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.” (QS Al-Anfal: 27).

Sebagaimana tertera pada ayat di atas bahwa objek ultimatum yang disasar adalah orang-orang beriman, yaitu mereka yang mempercayai akan ajaran agama Islam yang dibawa baginda Nabi Muhammad SAW se- laku utusan Allah SWT.

Dengan demikian, melalui ayat tersebut Allah SWT hendak mempertegas kepada orang- orang mukmin agar tidak sampai mengkhianati-Nya dan juga utusan-Nya.

Maka selaku seorang mukmin sudah seyogyanya un- tuk senantiasa menjaga amanah ini. Sebab dia merupa- kan manusia pilihan di antara manusia yang lain, yang oleh Allah tidak diberikan kepercayaan untuk mentaati ajaran-ajaran yang dibawa Nabi Muhammad SAW. Maka wajar kiranya jika Allah SWT menjadi murka terhadap mereka yang sudah diberikan amanah namun malah mengkhianati amanah tersebut.

Baginda Nabi Muhammad SAW sendiri saat menyebutkan tiga kriteria orang munafik, salah satunya ialah seseorang yang berkhianat saat diberikan kepercayaan.

Hadis ini memang bersifat umum, sehingga dapat berlaku terhadap seluruh amanah yang ada, termasuk dalam konteks relasi hamba dengan Tuhannya. Dengan kata lain, hadis ini bisa saja memiliki keterkaitan dengan ayat di atas.

Dengan demikian, seseorang yang tidak mengindahkan ajaran-ajaran Islam maka orang tersebut layak dise- but sebagai orang munafik. Pastinya, mengindahkan di sini dengan cara yang sudah dirumuskan oleh para ulama.

Misalnya tidak melampaui batas dalam mengerjakan ajaran agama, begitu juga tidak mengurangi jum- lahnya, mengerjakan dengan suka rela atau yang dikenal dengan ikhlas, menjauhi hal-hal yang dilarang, serta lain sebagainya.

Tuntunan semacam ini sejatinya bukan hal berat untuk dijalani. Seorang mukmin sejati justru akan senang saat diberikan amanah oleh Tuhannya.

Maka aneh kiranya sebagian dari mereka yang tidak merasa malu saat melanggar aturan-aturan agama yang telah ditetapkan. Misalnya sebagaimana yang terlihat pada sikap sebagian koruptor, mereka senyam-senyum saja saat diborgol dan memakai baju tahanan.

Sikap semacam ini tentunya menjadi simbol ba- hagianya mereka atas perbuatan tersebut. Dan pada dasarnya mereka menyadari kalau perbuatan itu dilarang keras, bukan hanya agama melainkan juga secara nilai-nilai sosial.

Dengan demikian mereka tidak hanya mengkhianati kepercayaan Tuhannya, yang telah menjadikannya sebagai orang beriman, melainkan juga men- ciderai kepercayaan masyarakat yang telah mengamanahinya.

Berdasarkan uraian di atas, sudah jelas kiranya akan konsekuensi yang hendak ditanggung oleh seseorang yang melanggar atau menyalahi amanah Allah SWT dan rasul-Nya.

Ajaran agama yang telah ditetapkan keduanya menjadi amanah bagi seorang mukmin sehingga wajib mentaatinya.

Bahkan ketaatan di sini mesti dilakukan secara totalitas, tanpa mempertanyakan dan mengkritisi motif dan tujuannya.

Maka saat kita mengerjakan ajaran-ajaran-Nya, meskipun hanya bagian hal-hal yang wajib saja, serta berupaya semaksimal mungkin untuk menghindari larangan-Nya, itu semua sudah cukup bagi kita sebagai bekal kelak di akhirat.

Semoga kita dianugerahi kemam- puan untuk senantiasa menjaga amanah yang diberikan oleh Allah kepada kita, sehingga kita dapat menggapai ridho-Nya.