Telak! Hasto Jawab Klaim Big Data Luhut Terkait Pendukung Tunda Pemilu

Klaim Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan terkait klaim big data adanya ceruk pemilih PDI Perjuangan yang mendukung penundaan pemilu 2024, mendapat respons Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto. 


Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Foto: IG


JAKARTA -  Mula-mula Hasto, tersenyum lebar mendengar klaim Luhut itu. Dalam podcast di kanal YouTube Deddy Corbuzier, kemarin, Luhut mengaku mengantongi big data percakapan 110 juta masyarakat Indonesia di sosial media. 


Temuannya, kata Luhut, banyak yang menginginkan Pemilu 2024 ditunda. Alasannya macam-macam. Ada yang yang kepingin hidup tenang, karena trauma perseteruan cebong kampret di Pilpres lalu. Ada pula yang gak rela uang ratusan triliun rupiah dihabiskan untuk Pemilu di tengah kondisi sulit akibat pandemi Covid-19.


Menariknya, Luhut secara blak-blakan menyebut bahwa ceruk dukungan Pemilu ditunda itu bahkan tersebar di pemilih partai-partai yang selama ini konsisten menolak penundaan Pemilu 2024. Salah satunya PDIP.


Lalu apa respons PDIP? Apa tidak takut pemilihnya lari ke partai yang dukung pemilu ditunda, jika tetap konsisten dengan sikapnya saat ini?


Hasto dengan tangkas menjawab, bahwa karakter konstituen Banteng berbeda dengan partai lain.


"Pemilih PDIP itu berdisiplin pada pimpinan dan membangun kultur partai atas tradisi politik ideologis yang ditanamkan Ibu Ketua Umum dan dibangun kesadarannya melalui kaderisasi Partai," kata Hasto lewat pesan WhatsApp, kemarin.


Karena itu, PDIP sama sekali tidak terpengaruh oleh klaim big data Luhut. Sikap partai yang dikomandoi oleh Megawati Soekarnoputri itu tetap tegas menolak penundaan pemilu 2024.


"Jadi yang ditaati anggota PDIP itu arahan Ketua Umum Partai, bukan big data," pungkasnya, tersenyum.