Sejak Agustus Kapal China Keluar Masuk Laut Natuna, Ada Apa?

Hasil pantauan Indonesia Ocean Justice Initiative (IOJI) melalui Automatic Identification System (AIS), sejak akhir agustus lalu, ada kapal riset berbendera China lalu-lalang di Laut Natuna Utara.

Ilustrasi kapal di laut Natuna. Foto: IST

JAKARTA - IOJI menyebut, beberapa bulan terakhir Kapal riset China Hai Yang Di Zhi 10, beraktivitas di Laut Natuna Utara. Menurut IOJI, kapal riset tersebut awalnya melakukan intrusi ke wilayah Zona Ekonomi Ekslusif (ZEE) Indonesia pada akhir Agustus.

Namun, berdasarkan pantauan IOJI juga, pada 29 September 2021 lalu, kapal itu terdeteksi keluar dari wilayah ZEE Indonesia dan menuju Fiery Cross Reef, yaitu pulau karang di Laut China Selatan yang mana dilengkapi dengan pelabuhan. Kapal itu diduga bergerak untuk kepentingan perbekalan atau replenish supply.

"Tapi sejak 4 Oktober 2021 lalu terlihat, Kapal Hai Yang Di Zhi 10 kembali masuk dan beraktivitas di laut natuna utara sampai 22 Oktober 2021," tulis IOJI dalam laporannya.

Lanjut IOJI, Kapal Hai Yang Di Zhi 10 menggelar riset ilmiah kelautan serta pemetaan sumber daya alam non-hayati di ZEE dan Landas Kontinen Indonesia. Dugaan tersebut memiliki empat alasan. Pertama, Hai Yang Di Zhi 10 memiliki status dan kemampuan untuk melaksanakan survei dan riset ilmiah kelautan.

Yang kedua, kapal tersebut dioperasikan oleh Guangzhou Marine Geological Survey, yang mana memiliki tugas serta fungsi dalam survei geologi kelautan. Selain itu, ikut berperan dalam berbagai kegiatan eksplorasi minyak dan gas Tiongkok di Laut Cina Selatan.

Ketiga, pola lintasan kapal yang mengindikasikan adanya kegiatan riset ilmiah kelautan. Keempat, pengakuan Pemerintah Tiongkok atas riset ilmiah kelautan dilakukan oleh Kapal Survei Da Yang Hao di ZEE Malaysia, dan pola lintasannya serupa dengan Kapal Hai Yang Di Zhi 10.

Pada tanggal 13 Oktober 2021, IOJI juga melaporkan, Kapal Survei Tiongkok lainnya Yuan Wang 6, yang berukuran 22.686 GT, teridentifikasi masuk wilayah ZEE Indonesia Laut Natuna Utara. Tidak hanya melintas, kapal tersebut sempat berada di Laut Natuna Utara kurang lebih selama 42 jam.

IOJI juga menyebut, Kapal Yuan Wang memiliki kapabilitas untuk kepentingan survei dan riset ilmiah kelautan serta kepentingan militer, termasuk pelacakan rudal jarak menengah dan jarak jauh, pendeteksian keberadaan satelit, serta pengendalian satelit dan pesawat luar angkasa secara remote.

"Kapal ini bahkan sudah menyelesaikan uji peluncuran jarak jauh rudal balistik antar benua, uji peluncuran rudal bawah air dari kapal selam, dan juga uji peluncuran satelit komunikasi," terang IOJI.