Heboh..!!! Erdogan Minta Menlunya Usir 10 Dubes Negara Asing di Turki

Recep Tayyip Erdogan perintahkan menteri luar negerinya untuk mengusir 10 duta besar negara asing di turki. Dengan alasan, mereka kompak menyerukan dukungan terhadap tokoh aktivis kelahiran Paris Osman Kavala, yang saat ini ditahan oleh pihak Turki sejak 2017 lalu.

Recep Tayyip Erdogan. Foto: IST

JAKARTA - Dikutip dari media internasional Prancis Agence France-Presse (AFP), kronologi pengusiran 10 duta besar negara asing di turki adalah, saat 17 Oktober 2021 lalu sepuluh duta besar tersebut mengeluarkan pernyataan bersama soal kritikan terhadap penahanan Kavala yang mereka anggap sebagai "bayang-bayang" Turki.

Ke sepuluh negara tersebut adalah, AS, Jerman, Kanada, Denmark, Finlandia, Prancis, Belanda, Selandia Baru, Norwegia, dan Swedia. Dalam pernyataan bersama itu, mereka menyerukan penyelesaian yang adil dan cepat untuk kasus Kavala.

Usai mendapat perintah dari Erdogan, Kementerian Luar Negeri Turki langsung bergegas memanggil sepuluh duta besar negara asing pada Selasa 18 Oktober 2021 lalu.

Hasilnya, pada Sabtu 23 Oktober 2021, Erdogan mengumumkan, bahwa dirinya telah mengusir sepuluh duta besar negara yang ikut serta mendukung Kavala.

"Saya telah memerintahkan menteri luar negeri turki untuk mengumumkan sepuluh duta besar negara asing tersebut untuk pindah secepatnya," tegas Erdogan.

Namun, Erdogan tidak menyebut secara pasti kapan waktu tepat kesepuluh duta besar tersebut resmi diusir. Namun, Erdogan menegaskan, mereka harus pergi dari sini pada hari.

Sebagai informasi, Kavala adalah filantropis sekaligus aktivis kelahiran Paris. Sebelumnya, Turki menahan pria 64 tahun itu sejak 2017 tanpa vonis hukuman.

Meski tidak terlalu dikenal secara internasional, Kavala dinilai menjadi simbol bagi para pendukungnya di tengah tindakan keras rezim Erdogan dalam merespons upaya kudeta gagal 2016 lalu.

Mengutip dari New York Times, Kavala salah satu tahanan politik yang paling terkemuka di Turki. Isunya, penangkapan dia dilakukan karena pemerintah menganggap Kavala mencoba gulingkan pemerintahan Erdogan. Ia dituduh membiayai dan mengatur protes anti-pemerintah yang berlangsung pada 2013 di Taman Gezi.

Menurut Erdogan, protes yang terjadi merupakan upaya untuk menggulingkan kekuasaannya, bukan protes secara spontan. Erdogan juga mengklaim dirinya berhasil menggagalkan kelicikan yang mencoba membebaskan Kavala.

Sementara itu, Kavala sendiri menilai penangkapannya adalah bagian dari drama politik Erdogan yang masih ingin berkuasa atas Turki. Kavala juga berpendapat bahwa hakim dan jaksa bersikap sesuai dengan wacana politik Erdogan.

"Karena saya adalah aktor utama dalam dakwaan fiktif dan juga satu-satunya terdakwa yang ditangkap dalam kasus ini, saya yakin situasi saya dinilai sebagai contoh kasus istimewa yang terjadi karena alasan politik," tulis Kavala.