Puji Sikap Gibran Saat Dampingi Kunker Jokowi, Ruhut: Gak Mentang-mentang
Meskipun berstatus sebagai putra sulung Jokowi, Wali Kota Solo Gibran Rakabuming Raka tidak mentang-mentang saat pertama kali mendampingi ayahnya, yakni Presiden Jokowi saat kunjungan kerja (kunker) ke kota yang dipimpinnya, Senin (13/9) lalu.
JAKARTA - Gibran yang hari itu mengenakan pakaian dinas harian atau PDH Aparatur Sipil Negara (ASN) tampak berjarak, ketika mengantarkan ayahnya meninggalkan Universitas Sebelas Maret (UNS).
Di forum resmi itu, Gibran tak berlagak seperti ayah dan anak. Tapi persis seperti Wali Kota-Wali Kota lain ketika dikunjungi Presiden. Tak sedekat atau semesra di rumah dan acara-acara keluarga biasanya.
Di UNS, Jokowi datang untuk menghadiri pertemuan Majelis Rektor Perguruan Tinggi Negeri Indonesia (MRPTNI), yang digelar di Auditorium Fakultas Kedokteran. Tampil dengan batik cokelat lengan panjang, mantan Wali Kota Solo itu memberikan sepatah dua kata di sana.
Selain Gibran, ada petinggi lain yang ikut mendampingi. Seperti Menteri Koordinator bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy, Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Mendikbud Ristek) Nadiem Makarim, Rektor UNS selaku Ketua MRPTNI Prof Jamal Wiwoho dan Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo.
Dari video yang beredar di YouTube, cuma ketika hendak pamitan, Gibran berdiri agak dekat dengan Jokowi. Keduanya saling berhadapan, sedikit membungkuk dan mengangkat salam namaste. Gubernur Ganjar yang berdiri di sampingnya, juga mengambil sikap yang sama.
Namun ketika Jokowi berjalan menuju mobil, Gibran mulai mengambil jarak. Ia seperti memberikan kesempatan kepada beberapa pejabat untuk berbincang-bincang di pinggir pintu mobil Toyota Alphard yang ditungganginya.
Agak lama. Sementara Gibran tampak hanya diam saja. Dalam perbincangan itu, ada Menko Muhadjir, Menteri Nadiem dan Rektor UNS.
Baru ketika Jokowi memasuki mobil, Gibran mengambil sikap sempurna. Berdiri tegak, lalu membungkuk ke arah Jokowi. Seakan mengisyaratkan rasa terima kasih, karena sudah berkunjung ke kotanya. Sebagaimana Wali Kota pada umumnya.
Lalu, bagaimana perasaan Gibran bertemu ayahnya sebagai sesama pejabat negara di forum resmi seperti itu?
“Ya profesional aja, kemarin mendampingi untuk acara forum rektor,” kata Gibran kepada wartawan di Balai Kota, kemarin.
Ia mengakui, Jokowi menitipkan beberapa pesan bahkan kritik kepada dirinya selaku Wali Kota. Salah satunya, masalah penghijauan di Kota Solo yang dinilai masih kurang.
"Masalah penghijauan kita masih kurang, masalah pendidikan harus digenjot lagi," sebutnya.
Ia juga tidak bisa mentang-mentang memaksa ayahnya mengunjungi beberapa lokasi di kota yang dipimpinnya itu. Salah satunya, Solo Techno Park.
Ia tampak kepingin banget menunjukkan perkembangan Solo Techno Park yang mulai ia sentuh. Sudah banyak perusahaan yang masuk untuk mendukung UMKM-UMKM di Kota Solo. Seperti Shopee, Bukalapak, GoTo, dan SKK Migas. Apalagi lokasinya tidak jauh dari UNS.
"Nanti Techno Park benar-benar menjadi tempat kegiatan yang produktif untuk mahasiswa-mahasiswa di sekitar sini," tuturnya.
Tapi, selaku bawahan Jokowi, Gibran harus mahfum jika waktu berkunjung orang nomor 1 di Indonesia ke kotanya itu terbatas.
Selain Solo, ada 2 daerah lain yang harus dikunjungi Jokowi pada hari yang sama di wilayah Solo Raya, yakni Klaten dan Sukoharjo.
Di Klaten, Jokowi memantau vaksinasi door to door di Dukuh Ngledok, Desa Segaran, Kecamatan Delanggu. Sementara di Sukoharjo, Jokowi Dukuh Brontowiryan, Desa Ngabeyan, Kartasura dan SMAN 1 Kartasura.
Juga meninjau vaksinasi.
Politisi PDI Perjuangan Ruhut Sitompul yang terlibat aktif dalam memenangkan Gibran sebagai Wali Kota Solo di Pilkada lalu mengaku bangga melihat sikap jagoannya itu.
"Seperti kata pepatah, buah apel jatuh tidak jauh dari batangnya," kata Ruhut tadi malam.
Ia meyakini, Gibran banyak belajar dari ayahnya. Salah satunya tentang kemandirian. Tidak manja. Selain Gibran, sikap yang sama juga ditunjukkan putri Jokowi Kahiyanh Ayu.
"Tidak mentang-mentang. Contoh juga Kahiyang, ikut tes CPNS sendiri seperti orang pada umumnya. Enggak lewat juga," sebutnya.
Ia mengaku terakhir kali bertemu Gibran di salah satu acara KNPI di Kuningan, Jakarta Selatan. Meskipun masih muda, Gibran menunjukkan sikap kepemimpinan yang menurutnya langka: mau mendengarkan.
"Memang dia seorang pemimpin ini mau mendengar. Ini kadang-kadang yang kurang di banyak pemimpin kita," pungkasnya.
Posting Komentar