DKI Mau Buka Sekolah Tatap Muka 30 Agustus, Prof Beri: Belum Waktunya

Ketua Satuan Tugas PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Prof Zubairi Djoerban berpandangan pembukaan sekolah tatap muka belum waktunya. Meskipun positivity rate Covid-19 di DKI Jakarta sudah di bawah 10 persen. Apa apalasannya?

Prof Zubairi Djoerban

JAKARTA - Prof Beri, sapaan akrabnya membenarkan jika keputusan untuk membuka sekolah tetap muka bergantung pada positivity rate kasus Covid-19.


“Kalau positivity rate-nya di bawah 3 persen Itu amat sangat aman. Antara 3 sampai 5 persen, aman. Nah kalau lima sampai 10 persen agak aman. Dan 10 persen lebih positif, sama sekali tidak aman. Jangan dibuka,” pesan Prof Beri lewat video yang diposting di akun Instagramnya @profesorzubairi, kemarin.


Sementara di Indonesia, lanjutnya, positivity rate-nya masih tinggi. Rata-rata di angka 30 persen. 


Namun di DKI Jakarta, memang positivity rate-nya memang sudah dibawah 8 persen. Sehingga bisa dikatakan aman untuk kembali membuka tatap muka.


“Apalagi terbukti yang di DKI itu yang sudah divaksin satu kali itu hampir semua warga fewasa untuk suntikan pertama dan 50 persen untuk warga dewasa yang suntikan kedua,” lanjutnya.


Tapi, ia memberi catatan jika vaksinasi untuk siswa belum mencukupi. Sehingga disarankan untuk hati-hati.


“Bisa dikatakan sekarang ini waktunya untuk siap-siap dahulu, jadi jangan dibuka dulu. Baik di Jakarta apalagi provinsi lain. Nanti apabila vaksinasi sudah lengkap ya monggo,” saran Prof Beri.


“Sekarang belum waktunya. Namun saya kira setuju banget untuk siap-siap persiapan sekolah tetap muka,” pungkasnya. 


Seperti diketahui, Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta berencana membuka sekolah untuk menggelar pembelajaran tatap muka (PTM) terbatas pada Senin 30 Agustus. Langkah itu diambil menyusul penanganan Covid-19 di Jakarta turun menjadi PPKM Level 3. MA