Tadi Luhut Kumpulin Epidemiolog Minta Saran, Ini Hasilnya...

Hampir 2 pekan PPKM Darurat berjalan. Namun kasus Covid-19, baik yang terinfeksi maupun meninggal masih meningkat tajam. Panglimanya, Luhut Binsar Pandjaitan kumpulkan epidemiolog minta saran.


Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan. Foto: Kemenkomarves

JAKARTA - Para ahli epidemiologi ini dikumpulkan Luhut untuk membahas penanganan virus Covid-19. Menko bidang Kemaritiman dan Investasi (Marves) ini mengaku butuh diskusi dan masukan.


“Bagaimana memaksimalkan penanganan pandemi ini? bagaimana evaluasi yang kami peroleh?" tanya Luhut ketika membuka pertemuan dengan para epidemiolog, secara virtual, Kamis (15/7).

Ia berharap, masukan dari epidemiolog dapat membuat pelaksanaan PPKM Darurat ke depan semakin baik.

Ajakan Luhut lalu disambut oleh Ketua Pengurus Pusat Perdatin (Perhimpunan Dokter Spesialis Anestesi dan Terapi Intensif), Prof Syafri Arif. Apa masukannya?

Saran dia, PPKM Darurat yang sudah ketat ini lebih diperketat lagi. Alasannya, penyebaran virus varian delta saat ini lebih cepat daripada saat awal pandemi.

"Selain itu, jika kasus melonjak seperti ini, misal ruang ICU sangat sempit, sebetulnya kita bisa memanfaatkan ruang isolasi, asalkan suplai oksigen dan obat-obatan terjamin. Ini mohon menjadi perhatian,” harap Prof Syarif.

Menko Luhut lalu merespons. Ia mengklaim evaluasi PPKM Darurat dilakukan setiap hari oleh pemerintah dengan pihak terkait. Dengan harapan kondisi semakin membaik dari hari ke hari.

Sementara mengenai oksigen, ia mengakui bahwa saat ini memang menjadi salah satu permasalahan serius. Sebab pengiriman oksigen itu butuh isotank yang jumlahnya masih terbatas.

“Saya sudah cari ke mana-mana dan sekarang sampai tingkat penyewaan karena di dunia rebutan mengenai ini," ucap Luhut.


Sementara soal obat-obatan, Jenderal purnawirawan TNI-AD ini memastikan sudah aman.

"Saya rasa Menteri Kesehatan sudah hampir memenuhi semua, sekarang mestinya sudah oke,” jelasnya.

Pakar Epidemiologi Penyakit Infeksi UGM, Prof Hari Kusnanto Josef  mengapresiasi langkah pemerintah. Karena menurutnya, penanganan pandemi semakin membaik. Pemerintah, sebutnya sudah berusaha keras.

Meskipun di satu sisi, rumah sakit kewalahan dengan membludaknya pasien. Tetapi profesor satu ini yakin penyediaan oksigen semakin baik, obat-obat terjamin. Walaupun pembeliannya dibatasi.

“Namun kami mohon perhatian di luar Jawa dan Bali ini. Karena di Kalimantan, NTT dan beberapa wilayah lainnya juga menunjukkan peningkatan (kasus). Jangan sampai mereka mengalami yang lebih berat dari yang kita rasakan,” sarannya.

Luhut setuju. Ia mengaku juga sudah kepikiran ke sana. "Misal seperti oksigen juga bukan mikir Jawa dan Bali saja. Ini Jawa relatively agak mulai terkendali dengan masuknya oksigen konsentrator dan generator, nah semua jadi kita pikirkan bantuan," bebernya.

Dia juga minta para pakar memberikan informasi kepada pemerintah bila ada bantuan isotank. Karena isotank krisis di seluruh dunia.

“Jadi kalian, saya juga mohon kalau ada bantuan mengenai ini bisa segera hubungi kami,” harapnya.

Sementara Epidemiolog Universitas Gadjah Mada UGM), Riris Andono Ahmad membahas mengenai mobilitas yang menurutnya masih belum menyeluruh, dengan beberapa titik masih tidak sesuai dengan google mobility.

Luhut mengatakan pihak terkait sudah terus-menerus melakukan patroli sampai ke perkampungan. Namun butuh kesadaran pribadi dan kolektif untuk saling mendisiplinkan.

“Tanpa ada kerjasama masyarakat, tidak akan tejadi penurunan kasus ini. Jadi kita harus paham betul mengenai masalah kedisiplinan ini,” sebutnya.

Terakhir, Luhut meminta dukungan dan masukan dari para epidemiolog agar pemerintah terus memperbaiki mekanisme penanganan pandemi Covid-19. "Karena virus ini bukan masalah pemerintah saja, namun masalah kita bersama,” pungkas Luhut.