Monumen Kapal Lampulo, Saksi Bisu Dahsyatnya Tsunami Aceh

Simbol penyelamatan dan edukasi bencana
Bencana tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004 menjadi salah satu peristiwa paling mengerikan dalam sejarah Indonesia. 
 
Bencana tsunami yang melanda Aceh pada 26 Desember 2004, Salah satu saksi bisu dari tragedi tersebut Kapal Nelayan Lampulo. Foto: Instagram/@haura_athar

ACEH - Dua dekade berlalu, kengerian itu masih membekas dalam ingatan masyarakat, khususnya di Banda Aceh.

Salah satu saksi bisu dari tragedi tersebut yaitu Kapal Nelayan Lampulo, yang kini menjadi monumen sekaligus objek wisata edukasi untuk mengenang dahsyatnya bencana alam ini.

Tsunami Aceh terjadi pada pukul 07.50 WIB, dipicu gempa berkekuatan 9,3 skala Richter (SR) yang berpusat sekitar 157 kilometer barat Kota Meulaboh.

Gelombang tsunami yang mencapai tinggi hingga 30 meter menerjang daratan dengan kecepatan hingga 800 kilometer per jam, menyebabkan kerusakan besar dan kehilangan ribuan nyawa.

Di tengah kehancuran tersebut, sebuah kapal nelayan yang dikenal sebagai Kapal Lampulo menjadi simbol keberanian dan penyelamatan.

Kapal kayu berbobot 65 ton ini terdampar di atap rumah seorang warga di Desa Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, membawa kisah inspiratif yang kini dikenang dalam bentuk monumen.

Monumen Kapal Lampulo menjadi daya tarik utama wisata edukasi di Banda Aceh. Kapal ini memiliki panjang 25 meter dan lebar 5,5 meter, dengan konstruksi kayu yang kokoh meskipun beberapa bagian dindingnya kini mulai lapuk. 

Kapal ini dicat hitam pada bagian bawah, sementara badan kapal berwarna perak, membuatnya tetap terlihat mencolok di tengah kawasan perumahan.

Yang membuat Kapal Lampulo begitu ikonik yaitu kisah penyelamatannya. Saat tsunami menerjang, kapal ini menyelamatkan 59 nyawa yang berlindung di dalamnya.

Di monumen ini, pengunjung dapat melihat plakat yang menceritakan kronologi kejadian tersebut dalam tiga bahasa, Aceh, Indonesia, dan Inggris.

Plakat ini dirancang oleh tim Bustanussalatin dengan bantuan dari Aceh-Nias Trust Fund Badan Rehabilitasi dan Rekonstruksi (BRR).

Mengunjungi Monumen Kapal Lampulo tidak dikenakan biaya tiket masuk. Namun, pengunjung dapat memberikan sumbangan sukarela melalui kotak amal yang disediakan di lokasi.

Di sini, Anda juga dapat mempelajari sejarah tsunami Aceh melalui penjelasan para pemandu atau membaca informasi yang tertera di sekitar monumen.

Sebagai lokasi wisata edukasi, Monumen Kapal Lampulo mengajarkan kepada masyarakat tentang pentingnya mitigasi bencana dan menghargai kehidupan.

Selain itu, monumen ini menjadi tempat refleksi sekaligus pengingat bahwa alam dapat memberikan pelajaran berharga di tengah tragedi.

Monumen Kapal Lampulo terletak di Desa Lampulo, Kecamatan Kuta Alam, Banda Aceh, sekitar 10 menit berkendara dari pusat kota Banda Aceh. Lokasi ini mudah diakses menggunakan kendaraan pribadi maupun transportasi umum.

Bagi Anda yang ingin mengenang peristiwa tsunami sekaligus belajar dari sejarah, Monumen Kapal Lampulo tempat yang patut dikunjungi.

Tidak hanya menawarkan pengalaman edukatif, tempat ini juga menjadi pengingat untuk selalu waspada terhadap potensi bencana alam.

Dengan mengunjungi Monumen Kapal Lampulo, tidak hanya mengenang tragedi, tetapi juga mengambil pelajaran untuk masa depan yang lebih baik.