Luhut Pamer Listrik Terbarukan 21 GW di Bali, Begini Respons John Kerry

Di Amerika, hanya mobil listrik yang boleh beroperasi tahun 2035
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan memamerkan pembangkit listrik terbarukan berkapasitas 21 Gigawatt (GW) hingga Biodiesel B40 ke Utusan Khusus Amerika Bidang Iklim, John Kerry, di Bali, kemarin (1/9).

Menko Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan

BALI - Paparan itu disampaikan Luhut dalam Forum Dialog Tri Hita Karana yang diselenggarakan Kamis Petang di Pulau Kura-Kura. Dialog ini mengusung tema Unlocking Finance for the Energy Transition and Oceans.

Luhut bilang, Indonesia saat ini tengah gencar-gencarnya mendorong penggunaan kendaraan listrik, demi perbaikan kualitas udara, khususnya di kota besar seperti Jakarta.

Ia menjelaskan bahwa Indonesia saat ini tengah mengembangkan teknologi dan investasi di sektor energi terbarukan. Untuk memuluskan rencana itu, pemerintah sebutnya tengah menyusun sejumlah regulasi pendukung. 

Soal dana, Indonesia sebutnya mengembangkan pendekatan blended finance. 

"Untuk itu saat ini kami berusaha membakukan proses transfer teknologi dan pendanaannya untuk memastikan dapat terus berlanjut di masa depan," ungkapnya.

Purnawirawan Jenderal TNI ini juga membeberkan target pembangkit listrik terbarukan berkapasitas 21 GW di tahun 2023. Menurutnya pengembangan energi terbarukan tersebut perlu juga didukung dengan industri yang hijau.

"Saya janjikan kepada anda Pak John, dalam beberapa tahun ke depan Indonesia akan lebih baik, dengan penggunaan kendaraan listrik, dan juga penetapan B40," janjinya.

Percepatan transisi energi terbarukan ini, sebutnya butuh dukungan para pemimpin dunia. Tidak hanya dalam hal pendanaan, tapi juga terkait teknologi dan sumber daya manusia (SDM)

"Harapan saya Presidensi Indonesia pada KTT G20 dapat membantu mewujudkannya," tandas Luhut.

Lalu apa kata John Kerry? 

Menurut John Kerry, isu iklim bukanlah hal yang perlu ditakuti, melainkan perlu dipikirkan solusi dan menjadi motivasi untuk mulai bertindak. 

Karena menurutnya, teknologi dan energi adalah dua hal yang sangat penting. Karena pasarnya cukup besar dan berdampak langsung pada kehidupan keseharian masyarakat.

Baik dalam hal pemanfaatan energi untuk kebutuhan rumah tangga, kendaraan, maupun pola transportasi.

"Semua akan berubah," kata John Kerry.

Dia bilang, Amerika Serikat juga tengah membuat regulasi dengan target yang lebih ekstrim. Bahwa pada tahun 2035 hanya kendaraan listrik yang boleh beroperasi.

"Indonesia memiliki potensi yang besar. Penciptaan lapangan pekerjaan pada sektor energi baru, menunjukkan bahwa penggunaan energi fosil bukanlah untuk masa depan, transisi perlu segera dimulai," tuturnya.

Mantan Menteri Luar Negeri AS ini kemudian menceritakan sejarah hubungan diplomasi yang dia lakukan dengan Indonesia. Tapi forum dialog tersebut adalah yang terpenting yang pernah dia lakukan, karena dampaknya nyata dan bisa dirasakan langsung.

"Isu iklim ini nyata, dampaknya kita rasakan langsung. Sekarang kita lihat muka air meningkat dan itu membahayakan banyak nyawa. Saat ini kita berhadapan dengan bencana yang terjadi di seluruh dunia. Kenaikan muka air laut, penambahan temperatur laut, sangat berdampak bagi Indonesia sebagai negara kepulauan," pungkasnya.