LaNyalla 'Ditodong' Warga Bima Dorong Sultan Muhammad Salahuddin Jadi Pahlawan Nasional

Usaha 15 tahun belum membuahkan hasil.
Ketua DPD AA LaNyalla Mahmud Mattalitti ditodong kesultanan dan masyarakat Bima untuk mendorong Sultan Muhammad Salahuddin Jadi Pahlawan Nasional, ketika bertemu di Museum Asi Mbojo Kesultanan Bima, Selasa (7/6/2022) malam.

Ketua DPD AA LaNyalla Mahmud Mattalitti di Museum Asi Mbojo Kesultanan Bima, Selasa (7/6/2022) malam. Foto: Ist

BIMA - Sultan Bima ke-14, Sultan Muhammad Salahuddin, yang berkuasa tahun 1915 hingga 1951 dinilai punya sumbangsing yang sangat besar kepada negara.

Ketua Majelis Adat Kesultanan Bima, Hj Fera Amalia mengaku sudah 15 tahun memperjuangkan Sultannya itu agar dinobatkan sebagai pahlawan nasional.

"Tetapi mungkin belum rezeki," kata Fera kepada LaNyalla.

"Mohon kepada Pak Ketua bantu supaya bisa wujudkan keinginan masyarakat Bima agar tokoh kami, pahlawan kami di Bima dinobatkan sebagai Pahlawan Nasional," harapnya.

Walikota Bima, Muhammad Lutfi mengatakan gelar pahlawan nasional sangat penting mengingat Sultan Muhammad Salahuddin dengan kerelaannya pada saat itu mengikrarkan diri bahwa Kesultanan Bima bergabung dan mendukung berdirinya Republik Indonesia.

"Masa pra kemerdekaan, Bung Karno mendekati para Sultan di Nusantara. Termasuk Sultan Muhammad Salahuddin. Artinya bangsa ini terwujud dari kerelaan yang diberikan oleh para Sultan kepada Bung Karno sebagai pendiri bangsa," terangnya.

Menurut Muhammad Lutfi, Sultan Muhammad Salahuddin sebenarnya sudah diberi penghargaan Bintang Mahaputra oleh Kemensos. Namun masyarakat Bima dan hampir seluruh NTB tetap menuntut agar dijadikan sebagai pahlawan nasional.

Bupati Bima, Indah Dhamayanti Putri, bilang harapan masyarakat Bima agar Sultan Muhammad Salahuddin diangkat jadi pahlawan cukup besar. Karena sampai saat ini beliau merupakan kebanggan masyarakat Dana Mbojo (Tanah Bima).

"Saat kejayaan Bima, beliaulah yang menyerahkan diri untuk bersama NKRI. Makanya tugas kita kemudian menghargai perjuangan dan kebesaran hati itu. Tugas kita yang lain adalah menjaga dan melestarikan bukti sejarah dari Kesultanan Bima yang pernah membanggakan dan masyur pada zamannya," tukasnya.

Menanggapi aspirasi tersebut, LaNyalla mengatakan akan berusaha memperjuangkan dan mengawalnya hingga berhasil.

"Kami minta sampaikan melalui surat resmi kepada DPD RI. Dilengkapi dengan dokumen dan bukti lainnya. Kami akan kawal dan perjuangkan. Karena memang sudah tugas kami menerima aspirasi dari daerah untuk diteruskan ke pihak terkait di pusat," papar dia.

Ketua DPD RI didampingi senator asal NTB yaitu Evi Apita Maya, Achmad Sukisman Azmy, TGH. Ibnu Halil dan Lalu Suhaimi Ismy, Staf Ahli Ketua DPD RI Baso Juherman dan Ketua Tim Pokja Kerajaan Nusantara Yurisman Star.

Tampak hadir Wakil Bupati Bima Dahlan M. Noer, Putra Mahkota/Jenateke Kesultanan Bima Muhammad Putera Ferryandi, jajaran Fokopimda Kabupaten dan Kota Bima, para tokoh adat, tokoh agama dan tokoh masyarakat.