Islam Junjung Tinggi Nilai Integritas dan Kehormatan Diri

Dalam ilmu hadis, kriteria seorang perawi hadis yang diterima periwayatannya, selain karena faktor kekuatan hafalan dan kompetensi keilmuannya, juga dipengaruhi oleh faktor integritas dan kehormatan diri.

ILUSTRASI
 

Maka, sepintar apapun dan secerdas apapun seseorang, periwayatannya tidak bisa diterima jika terdapat cacat dalam aspek integritas dan kehormatan dirinya.


Integritas, kehormatan dan harga diri dalam Islam dikenal melalui beberapa istilah, antara lain al-muru’ah dan al-iffah. Ia adalah istilah yang menunjukkan upaya seseorang untuk menjaga harga dirinya dengan cara menghindari diri dari ucapan, perbuatan dan tingkah laku yang buruk. 


Ia selalu berupaya keras untuk memperlihatkan hal-hal terpuji dalam segenap ucapan dan tindak-tanduknya.


Di dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW pernah bersabda:


“Barangsiapa menjaga kehormatan dirinya maka Allah akan memberikan kehormatan kepadanya. Dan barangsiapa mencukupi dirinya dengan Allah, maka Allah akan mengkaruniakan kekayaan diri kepadanya. Dan barangsiapa bersabar maka Allāh akan mengkaruniakan kesabaran kepadan- ya. Dan tidaklah ada karunia yang Allah berikan kepada hambanya, yang lebih besar dan lebih luas dibandingkan karunia kesabaran.”


Hadis ini sedikit banyak telah mengabarkan kepada kita, bahwa mereka yang terus menerus berusaha menjaga kehormatan dirinya, akan dianugerahi kehormatan oleh Allah SWT. Demikian pula, mereka yang mencukupkan dirinya hanya kepada Allah SWT, maka Allah SWT akan mencukup kebutuhan hidupnya. Dan hadis di atas lalu ditutup dengan sebuah kunci untuk menuju itu semua, yakni sabar.


Hadis tersebut samar-samar juga menganjurkan kita semua untuk terus memiliki prinsip hidup yang berlandaskan nilai-nilai kebaikan. Dengan berpegang kepada prinsip kejujuran, integritas seseorang tumbuh dan melahirkan wibawa. 


Dengan seluruh upaya menjaga harga dirinya, Allah SWT akan menganugerahinya dengan kehormatan dan aura di wajahnya.

Orang-orang yang memiliki integritas, tidak akan mudah terserat kepada ajakan-ajakan untuk melakukan perbuatan buruk, yang menyalahi prinsip hidupnya. 


Orang-orang yang betul-betul menjaga kehor- matan dirinya, semaksimal mungkin akan menghindarkan dirinya dari perilaku tercela yang dapat mencoreng nama baiknya. Dan dari sekian banyak prilaku atau sikap yang dapat meruntuhkan integritas dan mencabik-cabik kehormatan diri seorang manusia, adalah praktik korupsi.


Korupsi adalah sebuah tindakan yang memuat seluruh hal-hal buruk yang dapat menghilangkan integ- ritas seorang manusia. Di dalamnya ada pengkhiatan, ketidakjujuran, kerakusan dan kezaliman. 


Para koruptor adalah orang-orang yang tidak menjadikan Allah SWT sebagai pemenuh kebutuhannya. Sebaliknya, menjadi kaya dan meraup keuntungan sebanyak-banyaknya, adalah cara yang mereka anggap bisa membuatnya bahagia. 


Alih-alih menjadi bahagia dan hidup tentram, sebagaimana yang ditegaskan dalam hadis sebelumnya, Allah SWT justru menarik rasa cukup dari dalam dirinya dan menjerumuskan orang tersebut ke dalam jurang kerakusan. Pada saat itulah, seluruh kehormatan diri dan integritas dicabut.


Oleh karena itu, marilah bersama berupaya untuk teguh memegang prinsip-prinsip kebaikan se- bagaimana yang diajarkan Islam. Konsistensi dan keteguhan kita akan menjadi alasan bagi Allah SWT untuk memberikan karunia kita berupa kebahagiaan, ketentraman dan kehormatan, baik di mata manusia maupun di sisi Allah SWT.