Penguasa Dulu, Bagikan Daging Gratis Saat Meugang, Penguasa Sekarang Bagikan Surat Edaran

Saban tahun, meugang selalu jadi momen yang bikin hati rakyat, khususnya linto baroe (pengantin baru pria) deg-deg ser. Pasalnya, selain harus dipenuhi karena sudah jadi tradisi, harga daging meugang juga naik gila-gilaan.


Suasana pasar daging meugang di Blang Pidie, Aceh Barat Daya.

BLANG PIDIE - Jika di daerah lain, heboh naiknya harga minyak goreng, di Aceh heboh dan penderitaannya dobel. Selain harga minyak goreng yang naik, harga daging juga kian mahal khususnya saat meugang.


Di Aceh Barat Daya misalnya. Harga daging kerbau menembus angka Rp 200 ribu sampai Rp 220 ribu perkilogram. Termasuk yang termahal di Aceh, mungkin juga di Indonesia.


Sementara di Langsa, harga daging meugang ini berada di kisaran Rp 150 ribu sampai Rp 160 ribu perkilogramnya. Di Banda Aceh, sedikit lebih mahal yakni Rp 180 hingga Rp 185 ribu per kilogramnya. Tapi tetap tidak lebih mahal dari harga daging di Abdya.


Tetangga Abdya, yakni Aceh Barat harga dagingnya juga di bawah Rp 200 ribu perkilo. Yakni sekitar Rp 170 ribu. Tetangga yang lebih dekat lagi yakni Nagan Raya juga di kisaran Rp 180 ribu saja.


Hanya Aceh Selatan yang senasib dengan Abdya. Harga daging meugang dipatok Rp 200 ribu perkilo. Di ujung Aceh saja, seperti Aceh Singkil harga daging kerbau hanya Rp 160 ribu.


Simeulue, kabupaten kepulauan di Aceh yang dikenal kerap mematok harga-harga barang lebih mahal dari kabupaten lainnya, tapi ternyata tidak dengan daging meugang. Harganya cenderung stabil, Rp 120 ribu perkilogram daging sapi dan Rp 150 ribu perkilogram daging kerbau.


Di tengah, seperti Aceh Tengah, harga daging meugang juga di kisaran Rp 160 ribu perkilogram. Di Bener Meriah sedikit lebih mahal, yakni sekitar Rp 180 ribu perkilogram.


Di luar Aceh, bahkan di pusat Ibu Kota seperti Jakarta, harga daging kerbau bahkan hanya di bawah Rp 100 ribu perkilo. Di kisaran Rp 70 ribu sampai 90 ribu perkilo saja. Jika pun ada yang menjual daging kualitas super di atas Rp 100 ribu, tak sampai Rp 150 ribu perkilo seperti di Aceh. 


Jika harga daging, di Jakarta misalnya terbang di atas Rp 100 ribu saja, masyarakat dan media langsung heboh. Menteri Perdagangan langsung gerak cepat ke pasar melakukan berbagai kebijakan intervensi harga, seperti dengan menambah pasokan daging murah dan lainnya. Jika tidak, siap-siap jadi sasaran kritik bahkan caci-maki.


Naiknya harga daging ini tentu menyusahkan masyarakat, khususnya yang sudah berumah tangga. Pasalnya di Aceh, khususnya Abdya selain untuk makan bersama juga ada tradisi meuintat. Atau mengantarkan daging ke rumah mertua dan orang tua. Tentu sekilo daging rasanya tidak cukup.


Bagi keluarga pejabat, harga daging semahal itu bukanlah suatu masalah. Tapi, bagi masyarakat yang berpenghasilan rendah, harga daging sekilo saja sudah dirasa cukup mahal dan memberatkan. Tak heran, jika di hari Meugang banyak kepala keluarga dan ibu rumah tangga jadi uring-uringan.


Padahal tradisi meugang atau mak meugang yang sudah ada sejak ratusan tahun yang lalu di Aceh, bukan begini fenomenanya. Meugang disambut dengan suka cita. Karena, makmeugang jadi momen bagi pemimpin Aceh di masa itu membagikan daging gratis kepada seluruh masyarakat.


Makmeugang digelar sebanyak tiga kali dalam setahun. Yakni jelang bulan puasa Ramadhan, Idul Fitri dan Idul Adha.


Tahun 1607-1636 Masehi, saat Sultan Iskandar Muda memimpin Aceh, sang sultan memotong hewan dalam jumlah banyak dan dagingnya dibagikan secara gratis kepada seluruh rakyat. Hal ini dilakukan sebagai rasa syukur atas kemakmuran rakyatnya dan rasa terima kasih kepada rakyatnya.


Sayangnya, setelah Kerajaan Aceh ditaklukan oleh Belanda pada tahun 1873, tradisi ini tidak lagi dilaksanakan oleh raja ataupun pemimpin di Aceh. Hingga saat ini.


Sekarang, prestasi para pemimpin di hari Meugang baru sebatas mengeluarkan surat edaran, isinya mengatur tentang kapan pelaksanaan hari meugang saja. Dibagikan ke banyak media. 


Melihat fenomena ini, jadi teringat meme lucu di media sosial: tetaplah jadi pejabat, walaupun tidak berguna. 


Tabik!


****

Ikuti perkembangan berita lainnya, dengan cara klik akun Instagram TIMES, lalu pencet tombol follow. Semakin banyak yang follow, maka kami akan semakin bersemangat mencari dan menyuguhkan berita lucu, penting, dan menarik untuk anda.

****