Danone SN Indonesia Berdayakan Perempuan Di Peternakan Sapi Perah

Peternak sapi saat ini didominasi laki-laki usia di atas 50 tahun.
Transformasi dari tradisional ke modern di dunia peternakan membutuhkan kolaborasi oleh berbagai pihak. Untuk itu, Danone SN Indonesia bersama LPTP mengembangkan program Regenerasi Peternak Muda yang terfokus di 3 Kabupaten yakni Kabupaten Boyolali, Klaten dan Sleman.

Peternak saat sedang memberikan pakan sapi. Foto: IST.

KARANGANYAR - Dalam rangka Hari Kartini, Danone Specialized Nutrition (SN) Indonesia bersama Lembaga Pengembangan Teknologi Pedesaan (LPTP) menyelenggarakan webinar bertema “Peran Perempuan dalam Upaya Memajukan Sektor Peternakan Sapi Perah”. Acara ini dilaksanakan secara daring untuk memberikan wawasan bagi masyarakat umum mengenai peran perempuan dalam sektor peternakan.

Direktur Akademi Peternakan Karanganyar Puji Astuti mengatakan bahwa perempuan punya kelebihan dalam beberapa aspek seperti ketangguhan, rajin, ulet, kuat, teliti dan pantang menyerah. Adapun kelebihan ini sangat dibutuhkan untuk menjadi peternak yang unggul.

Namun saat ini, tantangan bagi para peternak perempuan masih sering dijumpai berpendidikan rendah, hingga terbatasnya kesempatan untuk totalitas dalam menjadi peternak akibat sulitnya membagi waktu.

"Untuk itu dukungan dari berbagai pihak, serta proses dorongan akan transformasi menjadi konsep peternakan yang lebih modern diperlukan dalam menciptakan peternak yang unggul," katanya.

Perlu diketahui, survey Sosial Ekonomi Nasional 2020 menunjukan, pertumbuhan populasi sapi perah di Jawa periode 2010 – 2020 mengalami peningkatan sebesar 2,52 persen per tahun.

Adapun berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2020 menyatakan, Jawa Tengah dan Yogyakarta menjadi produsen susu segar terbesar di peringkat ketiga dan keempat di Indonesia dengan jumlah produksi mencapai 99,92 ribu ton dan 5,4 ribu ton.

Akan tetapi mayoritas peternak sapi saat ini masih didominasi oleh laki-laki dengan usia sudah di atas 50 tahun. Lebih jauhnya, aktivitas dalam dunia peternakan selama ini dipandang hanya dilakukan oleh kaum pria saja.

Padahal, perempuan sebagai bagian dari sebuah rumah tangga yang memiliki usaha peternakan memiliki dominasi domestik dalam aktivitas peternakan.

Transformasi dari tradisional ke modern di dunia peternakan membutuhkan kolaborasi oleh berbagai pihak. Untuk itu, Danone SN Indonesia bersama LPTP mengembangkan program Regenerasi Peternak Muda yang terfokus di 3 Kabupaten yakni Kabupaten Boyolali, Klaten dan Sleman.

Head Climate, Water Stewardship, Danone Indonesia Ratih Anggraeni menjelaskan bahwa peningkatan kualitas anak bangsa melalui pemenuhan nutrisi seharusnya menjadi tanggung jawab bersama. Meskipun banyak perempuan berdaya yang mampu menjalankan peran ganda selaku ibu atau istri di keluarga maupun sebagai peternak.

Adapun peran peternak diperlukan untuk mencukupi produksi susu dalam negeri dan meningkatkan konsumsi susu sebagai sumber protein hewani. Kepedulian Danone SN Indonesia terhadap peternak, sebutnya telah dijalankan melalui berbagai program peningkatan mutu susu dan pemberdayaan peternak yang dimulai sejak tahun 2012 lalu. Lebih dari 400 peternak di 3 kabupaten di Provinsi Jawa Tengah dan DIY yang sudah mendapatkan manfaat.

"Sejak tahun lalu, kami pun mengembangkan Program Regenerasi Peternak Muda yang berfokus untuk melahirkan peternak muda yang dapat meneruskan dan memastikan keberlanjutan peternakan skala rumah tangga dan usaha berbasis susu," kata Ratih.

Hal ini dinilai mendesak dilakukan mengingat produksi susu dalam negeri meskipun mengalami peningkatan, masih belum memenuhi total kebutuhan nasional dan konsumsi susu per kapita di Indonesia pun masih terhitung rendah dibandingkan 6 negara lainnya di Asia Tenggara.

Program ini diimplementasikan melalui kemitraan bersama koperasi susu lokal dalam bentuk penyediaan fasilitas, penyusunan modul pelatihan Good Farming Practices atau budidaya ternak sapi perah, dan pengorganisasian pelatihan peternak.

Selain itu, Danone SN Indonesia dan LPTP terus melakukan peningkatan keterampilan peternak muda melalui serangkaian pelatihan yaitu; kegiatan pelatihan budidaya ternak sapi perah, pelatihan business plan usaha ternak, pelatihan inovasi pakan; serta penyediaan stimulasi teknologi pertanian dan pembuatan platform pembelajaran digital.

Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan hewan Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan Kabupaten Sleman drh Sri Rahayu Saddyahsih Nawang Wulan menerangkan bahwa peluang di dunia peternakan saat ini telah banyak berkembang. Untuk itu pemerintah memiliki berbagai program dukungan seperti penyediaan sumber daya manusia pendukung, pelayanan pemerintah dalam hal puskeswan gratis, pengambilan sampel hewan maupun bahan pangan, pengujuan laboratorium, rekomendasi perijinan, penguatan modal usaha maupun bantuan pemerintah dalam APBD, APBN, dan Pokir.

Rangkaian dukungan ini dihadirkan sebagai bentuk dukungan pengembangan para peternak, khususnya dalam menjawab peluang pada era peternakan modern.

"Contohnya, seperti dorongan perubahan mindset dimana peternak tidak hanya untuk mengurus sapi namun juga dalam penyediaan pakan maupun pengolahan pupuk organik yang mana hal ini sangat menarik bagi para peternak muda dalam hal menambahkan pemasukan peternak melalui produksi produk tersebut," ujar Sri.

Saat ini, tambahnya para peternak khususnya peternak muda dihadapi dalam situasi transisi peternakan modern, dimana sistem konvensional juga masih dijalankan, namun penerapan metode penggunaan alat modern berbasis teknologi sudah mulai dilakukan.

Peternak Muda Dukuh Banyusri Desa Jemowo Tri Utami mengatakan bahwa budidaya menuju modern, banyak juga sisi positifnya seperti yang ia rasakan setelah menggunakan mesin perah otomatis.

Pengunaan teknologi ini berdampak pada efisiensi tenaga yang dikeluarkan, hingga pekerjaan lebih cepat dan aspek kebersihan yang terjaga.

"Dengan efisiensi yang saya jalankan melalui penggunaan teknologi ini, maka saya dapat menghasilkan proses produksi yang lebih optimal dan juga memiliki waktu lebih untuk keluarga," tuturnya.

Pengetahuan tersebur ia dapatkan setelah mengikuti program kegiatan Regenerasi Peternak yang diinisiasi oleh Danone SN Indonesia dan LPTP.

Namun, ia menilai perempuan masih dianggap identik dengan peran domestik rumah tangga, padahal saat ini sudah banyak perempuan yang berpartisipasi aktif untuk perekonomian keluarga.

Oleh karena itu, melalui program ini ia ingin lebih meningkatkan keterampilan peternak perempuan sehingga semakin berdaya.

"Agar dapat berkontribusi untuk menjaga kesehatan masyarakat baik dalam lingkup keluarganya melalui roda perekonomian yang dijalankan sebagai peternak.” tutup Ratih.