Penjelasan Prof Yohanes, Terkait Pengembangan Teknologi Web 3.0

Pemerintah berencana mengembangkan sistem teknologi masa depan, yakni web. 3.0. Teknologi ini juga sedang dikembangkan oleh salah satu dosen Universitas Surya.

Prof Yohanes Surya. FOTO: WIKIPEDIA

JAKARTA - Penasehat Khusus Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Bidang Informasi dan Teknologi, Prof Yohanes Surya menjelaskan, bahwa teknologi ini tidak hanya bersifat menerima informasi semata, melainkan tiap orang akan bebas berkomunikasi  dengan orang lain dengan aman (peer to peer).


"Kemarin di Bali kami berdiskusi dengan Presiden tentang bagaimana Indonesia mengembangkan web 3.0 dan pelatihan berhitung GASING," kata Prof. Yohanes di Jakarta, Minggu (27-03-2022).


Sebelumnya, Indonesia telah memanfaatkan teknologi web. 1.0 dan web. 2.0. Namun, kedua teknologi ini masing-masing memiliki keterbatasan, yakni web. 1.0 hanya bisa menerima sistem informasi satu arah dan web. 2.0 dua arah. 


Sedangkan web. 3.0, menurut Prof. Yohanes, bersifat terdesentralisasi, yakni tiap orang bebas berkomunikasi  dengan orang lain. Dengan kata lain tiap orang itu jadi facebook, youtube, gojek, tokopedia sendiri-sendiri. Bisa memposting apa saja, kapan saja, dan disebarkan ke seluruh dunia. 


"Inilah web masa depan. Komunikasi terjamin aman karena memakai blockchain (terlindungi dengan smart contract)," ujar Prof. Yohanes.


Lebih lanjut, Prof. Yohanes mengatakan akan memanfaatkan web 3.0 untuk melatih matematika GASING. Untuk pelatihan ini membutuhkan banyak tutor full time atau part time.


Adapun syarat tutor berhitung GASING harus suka matematika, punya kemampuan komunikasi yang baik, usia < 45 tahun, bersedia melatih di berbagai daerah 1-2 minggu. 


Bagi yang berminat dipersilakan mengunjungi alamat email gasingstkipsurya@gmail.com.

Pelatihan pertama akan dimulai pada hari senin 28 Maret – 10 April 2022 di Humbang Hasundutan. Selanjutnya Morowali, Pak Pak Bharat, Toba, Bali, dan sebaginya. 


"Mari sama-sama kita bangun Indonesia," pungkas Prof. Yohanes.


***