Tangkal Paham Radikal, Wali Kota Malang: Perkuat Ideologi & Karakter Bangsa

Wali Kota Malang Jawa Timur, Sutiaji mengatakan era informasi saat ini merupakan sebuah tantangan bagi generasi muda sebagai penerus bangsa. Karena Indonesia menjadi wahana pertarungan penyebaran berbagai paham dan ideologi yang mengancam sendi-sendi kehidupan bangsa. 


Wali Kota Malang, Jawa Timut Sutiaji. FOTO:IST


MALANG - Salah satu diantaranya penyebaran radikalisme yang tercermin dalam sikap intoleran. “Indonesia ini sudah menjadi primadona dunia, suka tidak suka banyak pihak yang tidak senang jika bangsa ini besar, damai dan maju dan makmur salah satunya dengan maraknya penyebaran paham radikal,” kata Sutiaji dalam seminar menangkal penyebaran radikalisme dan terorisme untuk menjaga keutuhan NKRI yang dilaksanakan Jaringan Muslim Madani (JMM) di Pondok Pesantren Mahasiswa Al Hikam Kota Malang, Jawa Timur. Sabtu (19/2/2022).


“Jika Indonesia utuh maka menjadi ancaman dunia, maka mereka menciptakan agar keadaan tidak kondusif. Untuk itu kita mesti mempertegas bahwa NKRI, dasar negara dan UUD 1945 sudah final,” sambungnya.


Sutiaji mengingatkan agar generasi muda memperkokoh kepribadian atau karakter Indonesia dalam menangkal ideologi radikal. Caranya dengan menguatkan literasi jati diri sebagai generasi bangsa.


Selain itu, ia juga menegaskan pentingnya akhlak dan karakter yang kuat sebagaimana dicontohkan Nabi Muhammad SAW. Sosok yang meskipun tidak bisa membaca dan menulis tapi sukses menjadi pemimpin karena karakternya yang kuat.


"Agama itu mesti dirasa-rasa ditanamkan dalam hati diresapi dalam kehidupan sehari-hari dan diamalkan dalam setiap perbuatan melalui cerminan akhlak baik kita yang toleran, baik sangka, menghormati dan menghargai satu sama lain," tuturnya.


Sebelumnya, Direktur Eksekutif JMM Syukron Jamal mengatakan di era industri 4.0 yang ditandai dengan derasnya arus informasi ada fenomena baru yakni pergeseran penyebaran paham dan pemikiran pada dunia digital. Dimana media sosial menjadi arena pertarungan ideologi dan paham tidak terkecuali paham keagamaan atau ideologi transnasional.


“Saat ini salah satu penyebaran ideologi yang massif adalah ideologi keagamaan yang bertentangan dengan ajaran agama itu sendiri seperti radikalisme, ekstremisme dan bahkan terorisme yang begitu nyata telah masuk dalam sendi-sendi kehidupan dalam berbangsa dan bernegara,” kata Syukron.


Syukron mengingatkan ideologi pemurnian keagamaan pendekatan radikal merupakan salah satu ancaman yang sangat serius bagi keberlangsungan suatu bangsa dan perlu disikapi secara bersama-sama oleh semua pihak.