Tangkis Hasto, JK Bikin Rilis Belain SBY

Jusuf Kalla atau karib disapa Pak JK bela-belain bikin rilis demi menangkis sindiran Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Ia seakan tak terima mantan pasangannya itu disebut kebanyakan rapat, tapi sedikit keputusan.


Wakil Presiden ke 10 dan 12 Jusuf Kalla. FOTO: IST

JAKARTA - Wakil Presiden (Wapres) yang bertahta di dua rezim itu, mengaku paham betul gaya kepemimpinan dua presiden yang pernah didampinginya. Yakni presiden SBY dan presiden Jokowi.


Bahkan ia juga punya pengalaman menjadi Menteri di era Presiden Abdurrahman Wahid alias Gus Dur dan Presiden Megawati Soekarnoputri. Karena di 4 rezim ini, mantan bos Golkar ini selalu berada di dalam lingakaran kekuasaan. 


"Saya sebagai Wakil Presiden dari Presiden SBY dan Presiden Jokowi dan Menteri dari zaman Gus Dur dan Ibu Megawati, perlu menjelaskan sesuai pengalaman saya," kata JK dalam keterangannya, kemarin.


JK bilang, gaya kepemimpinan setiap presiden itu beda-beda. Bahkan sejak Indonesia merdeka, hingga saat ini. Pak Harto, sebutnya berbeda dengan Bung Karno. Pak Habibie berbeda dengan Gus Dur, Ibu Megawati berbeda dengan Pak SBY dan juga Pak Jokowi.


Tanpa bermaksud membandingkan antara SBY dan Jokowi, JK bilang keduanya ada kesamaan. Antara lain dalam hal mengambil keputusan dan cara rapatnya. Jumlah rapat dalam setahun juga hampir sama. 


"Ada yang ambil keputusan langsung dalam rapat, ada yang dirapatkan lagi sampai tuntas," terang JK, yang pernah mendampingi kedua Presiden tersebut sebagai Wapres.


Zaman SBY, kisahnya, beberapa keputusan penting diambil dalam rapat. Seperti ketika mengurangi defisit APBN tahun 2005 dengan menaikkan harga BBM sebesar 126 persen. Kenaikan BBM terbesar dalam sejarah, tanpa demontrasi. Karena dibarengi dengan Bantuan Langsung Tunai (BLT).

 

Begitu juga konversi minyak tanah ke LPG, yang diputuskan dalam sidang kabinet tahun 2006. Sehingga defisit APBN terjaga dengan aman. Termasuk keputusan pembangunan infrastruktur dengan kerangka konektivitas juga disetujui di kabinet.

 

Di era SBY pula, ketika Menteri Keuangan juga dipegang oleh Sri Mulyani, keputusan bidang sosial dan ekonomi dalam mengatasi  krisis ekonomi dunia tahun 2008-2009 juga dihasilkan dari rapat-rapat bersama SBY. Hasilnya, krisis itu tak berefek besar ke Indonesia.

 

Keputusan penting lain, yang disetujui lewat rapat adalah sidang kabinet terkait perdamaian atau penyelesaian konflik yang berkepanjangan di Aceh.

 

"Banyak lagi keputusan-keputusan yang tentunya diputuskan dalam sidang kabinet. Baik rapat terbatas ataupun paripurna. Sehingga pertumbuhan ekonomi dapat tercapai," tuturnya.

 

Hal yang sama, imbuh JK juga terjadi di zaman Presiden Jokowi. Baik di periode pertama maupun kedua. 


Hitungannya, cukup banyak keputusan-keputusan yang diambil dalam rapat-rapat. Baik lewat rapat terbatas (ratas) ataupun paripurna. Sehingga program pembangunan infrastruktur jalan dan penanganan Covid-19  sangat berhasil.


Ia tertingat bagaimana pemerintahan di era SBY, mengambil langkah-langkah penanganan cepat tsunami Aceh. Keputusan penting untuk penanganan salah satu bencana alam terbesar di dunia, juga diambil dalam sidang kabinet. 


"Pembentukan BRR (Badan Rehabilitasi Dan Rekonstruksi) yang berhasil rekonstruksi di Aceh pasca tsunami. Demikian pula penanganan bencana alam Yogya dan Padang," tandasnya.


Belakangan, Hasto selaku politisi yang berada di garis paling depan membela kader partainya yakni Presiden Jokowi kerap melontarkan kritik pedas kepada SBY. Sebab, diantara pendukung kedua presiden yang sama-sama menjabat dua periode itu sering membanding-bandingkan prestasi keduanya.


Salah satu sindiran Hasto yang bikin pengagum SBY panas adalah soal kebanyakan rapat tapi sedikit keputusan. Sindiran ini dilontarkan ketika membuka webinar bertajuk 'Penganggaran Desa Wisata Perancangan Kebijakan Penganggaran Desa Wisata', yang digelar di kantor DPP PDIP, Kamis (21/10) lalu.


"Pak Jokowi punya kelebihan dibanding pemimpin yang lain. Beliau adalah sosok yang turun ke bawah, yang terus memberikan direction, mengadakan ratas (rapat kabinet terbatas) dan kemudian diambil keputusan di rapat kabinet terbatas," puji Hasto. "Berbeda dengan pemerintahan 10 tahun sebelumnya, terlalu banyak rapat tidak mengambil keputusan," sambungnya. 


Tak cuma kuping pendukung SBY yang panas, Pak JK pun turun gunung membela mantan pasangannya itu.