Begini Kualitas Udara Jakarta Pagi Ini Setelah Diguyur Hujan Buatan

Pusat polusi udara terparah di Jakarta tercatat di Gran Melia

Setelah Jakarta diguyur hujan buatan pada Minggu (27/8), yang disebut dapat mengurangi polusi udara, tampaknya belum berdampak signifikan pada perbaikan kualitas udara pagi ini.

Menurut laporan dari IQAir.com pada Selasa (29/8), Jakarta masih menduduki peringkat kedua dalam daftar kota dengan polusi udara terburuk di dunia, dengan indeks kualitas udara (US AQI) mencapai 168.

Pencapaian ini menempatkan Jakarta di bawah Dhaka, Bangladesh, hanya berjarak satu poin dalam US AQI, yakni 169. Di bawah Jakarta, terdapat Dubai, Uni Emirat Arab, dengan nilai 162.

Konsentrasi polutan PM2,5 di Jakarta mencapai 88,3 µg/m3. Angka ini setara dengan 17,7 kali lipat dari standar kualitas udara tahunan yang dikeluarkan oleh WHO.

Pusat polusi udara terparah di Jakarta tercatat di stasiun pemantau kualitas udara di Gran Melia Jakarta (182). Di sana, konsentrasi polutan PM2,5 mencapai 116 µg/m3.

Bagaimana dengan Wilayah Jabodetabek?
Berdasarkan data terbaru pada pukul 6 pagi WIB, Tangerang Selatan mencatatkan kualitas udara paling buruk di wilayah Jabodetabek.

Indeks US AQI di Tangerang Selatan mencapai 179 dengan kategori warna merah, menandakan tingkat kesehatan udara yang tidak baik.

Konsentrasi polutan PM2,5 di wilayah ini mencapai 104 µg/m3 atau 20,8 kali lipat dari batas tahunan yang ditetapkan oleh WHO.

Tak jauh dari Tangerang Selatan, Depok (175) juga memiliki konsentrasi polutan PM2,5 yang mencapai 104 µg/m3.

Foto: Unsplash/Marek Piwnicki