Sinopsis Film No Escape, Film Keluarga yang Mencekam

Film laga keluarga No Escape yang mencekam
Film No Escape adalah sebuah film thriller yang mengerikan dan eksploitatif, film ini akan tayang di bioskop Trans TV.


Foto : Poster Film No Escape/Nolmeter.com

TIMES.ID - Owen Wilson memerankan Jack Dwyer, seorang pengusaha yang kurang beruntung yang berharap bisa membalikkan nasibnya yang buruk dengen merangkul seluruh keluarganya, istri yang sangat sabar, Annie (Lake Bell) dan putri-putri kecil yang menggemaskan, Lucy dan Beaze ( Jerins dan Clare Geare) untuk bekerja dalam program air bersih dari beberapa konglomerat besar Amerika di pos terdepan mereka di sebuah kota Asia yang tidak disebutkan namanya.

Keluarga Dwyer telah sampai di kamar hotel mereka ketika segala sesuatunya mulai aneh. Televisi, telepon, dan internet padam dan ketika Jack keluar keesokan paginya untuk mencari koran, dia mulai melihat bentrokan di jalanan yang brutal antara polisi dan pengunjuk rasa, sebelum ia kembali ke hotel.

Ternyata, kaum revolusioner marah atas pengambilalihan Amerika baru-baru ini dari pabrik air. Mereka telah membunuh perdana menteri yang korup, menggulingkan pemerintahan dan sekarang sangat ingin menemukan dan membunuh setiap dan semua orang asing yang terdampar dalam kekacauan di negara tersebut.

Keluarga Dwyer berhasil mencapai atap hotel mereka, tetapi mereka diberondong oleh tembakan dari helikopter dan terpaksa melarikan diri dengan melompat ke atap gedung sebelah.

Dan mereka kini terjebak di negara di mana mereka tidak mengerti bahasa yang mereka pakai, dan di mana hampir semua orang ingin membunuh mereka.

Dwyers berjuang untuk tetap hidup sampai mereka dapat menemukan cara untuk keluar dari negara itu dibantu oleh Hammond (Pierce Brosnan), seorang pria Inggris misterius yang selalu muncul tepat ketika keluarga Dwyer membutuhkan bantuan.

Dengan pembuatan filmnya yang cukup menegangkan ini, sadisme yang terang-terangan (dengan penembakan, tebasan, dan pembakaran. Ditambah dengan percobaan pemerkosaan dan seorang gadis kecil yang dipaksa menodongkan senjata ke kepala ayahnya sendiri.

Film ini termasuk ke dalam jenis film laga, karena memperlihatkan banyak adegan kekerasan, tapi dari sini kita bisa belajar bahwa film ini juga ingin menunjukkan perjuangan seorang ayah yang mati-matian ingin menyelamatkan keluarganya, terutama anak-anak perempuannya

Dalam situasi gawat dan genting juga penuh interim dan kekerasan, orangtua dituntut mampu untuk tetap terus memberikan motivasi kepada anak-anaknya agar tidak takut dan tidak gentar menghadapi situasi yang ada, tidak peduli bagaimanapun sulitnya mereka keluar dari situasi tersebut. Keluarga haruslah tetap bekerjasama untuk bersama-sama menyelamatkan diri.

Disamping itu, film ini juga memeperlihatkan dan memberikan pelajaran baru bahwa banyak sekali pemegang saham yang hanya mempedulikan menfaat yang mereka dapatkan demi kesenangan pribadi semata, tanpa memikirkan dampaknya bagi masyarakat dari negara tersebut.

Saat dirilis pada 2015, film ini meraup pemasukan sebesar US$54 juta. Jumlah itu lebih tinggi dibandingkan biaya produksi film yang berjumlah UU$5 juta.