SBY Sebut Skenario Gelap Akan Terjadi, Ada Apa?

Menjadi pembicara dalam forum International Conference of Islamic Studies (ICIS), yang disiarkan langsug lewat kanal YouTube Kampus UIN Ar-Raniry pada Senin kemarin, Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) mendadak sebut adanya skenario gelap akan terjadi, ada apa?

Mantan Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono . Foto: IST

JAKARTA - Rupanya, skenario gelap yang dimaksud SBY adalah, jika pemerintah Indonesia dan beberapa negara lain tidak berupaya mengubah kondisi perekonomian saat ini.

Karena, SBY memaparkan data yang dimiliki, bahwa saat ini ada 30 persen atau setara dengan 2,3 miliar jiwa penduduk seluruh dunia masih menyandang status miskin.

"Saya kira, skenario gelap akan terjadi dan sekali lagi saya ulangi, skenario gelap akan terjadi mana kala kita nggak melakukan apa-apa, tidak melakukan perubahan-perubahan yang mestinya diperlukan," ungkap SBY.

Menurut SBY, lanjutnya, bahwa dalam setiap malam, memiliki 1 miliar jiwa yang tengah kelaparan, akibat lapar, kurang makan, dan tidak memiliki uang untuk mencukupi kebutuhan pangan.

"Ada bangsa yang kelebihan pangan, ada bangsa yang kekurangan pangan, harganya pun sering dalam keadaan tidak stabil dan melonjak-lonjak, itu dunia dan itu tantangan bagi kita semua," jelas SBY.

Selanjutnya, SBY juga memaparkan data soal situasi penduduk tanah air, yaitu dengan jumlah penduduk diprediksi meningkat menjadi sekitar 306 juta jiwa pada 2035 mendatang, dengan angka konsumen meningkat menjadi 130 juta jiwa sebelum 2030.

"Dalam hal ini, tentunya kebutuhan dasar manusia pun di Indonesia juga akan meningkat tajam," kata SBY.

Di sisi lain, SBY juga menyebut adanya penerapan gaya hidup serakah yang terjadi, serta upaya menguras sumber daya alam. Akibatnya bumi semakin panas, dan sumber daya alam pun semakin terkuras. Oleh karena itu, menurut SBY perlu adanya tindakan ekonomi yang tidak biasa, yang tidak hanya mengejar pertumbuhan ekonomi saja.

SBY juga memberikan masukan dalam membangun dan menjalankan ekonomi, ia meminta pemimpin untuk memilih model sistem dan praktek ekonomi yang cocok dengan tantangan abad ini. "Saya mengatakan green economy," tegasnya dalam forum internasional tersebut.