Jawaban Hasto, Soal Ganjar Tak Diundang Di Acara PDIP Jateng

PDI Perjuangan punya hajatan penting di Jawa Tengah (Jateng), Sabtu (22/5). Tapi, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo yang juga kader partai tersebut tak diundang. Sementara Puan Maharani yang jauh-jauh dari Jakarta, datang. Ada apa ya? Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto menyiratkan jawabannya.


Sekjen DPP PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto. Foto: IG

JAKARTA - Empunya acara, Ketua DPD PDIP Jateng Bambang Wuryanto mengaku sengaja tak mengundang Ganjar. Karena kader banteng yang digadang-gadang bakal nyapres ini dinilai sudah "off side".

"Tidak diundang! (Ganjar Pranowo, red) 'wis kemajon' (kelewatan), 'yen kowe pinter, ojo keminter' (bila kamu pintar, jangan sok pintar-red)," kata Bambang, Minggu (23/5).

Politisi yang karib disapa Bambang Pacul menegaskan, Ganjar yang kerap unggul di banyak survei elektabilitas bukan patokan partainya dalam mengusung calon presiden. Sementara Gubernur Jateng itu dinilai terlalu berambisi. Sampai-sampai rela jadi host di kanal YouTube-nya. Sementara, kader lain yang berpotensi nyapres tak berani melakukannya sebelum mendapat perintah dari ketua umum.

'Wis tak kode sik. Kok soyo mblandang, ya tak rodo atos'.Saya di-bully di medsos, ya bully saja, saya tidak perlu jaga image saya,'' kesalnya.

Nah, Sekjen Hasto yang dikonfirmasi mengisyaratkan dukungan pada sikap Bambang Pacul. Karena kerja-kerja politik tak bisa jalan sendiri-sendiri. Harus dilakukan dengan semangat kolektif dan gotong-royong.

"Apa yang disampaikan oleh Mas Bambang Patjul Wuryanto menegaskan bahwa urusan memenangkan Pemilu merupakan tanggung jawab kolektif," kata Hasto, Minggu (23/5).

Sebab itulah, sambungnya sosok calon presiden yang lahir dari kepemimpinan Partai harus punya spirit kolektivitas gotong royong, bukan individualisme. Alias main tunggal.

"PDI Perjuangan juga mengemban kata “Demokrasi Indonesia” sehingga pendapat, masukan, dan suara arus bawah akan didengarkan," terang Hasto.

Jadi siapa sebenarnya yang akan didukung PDIP di kontestasi Pilpres 2024 mendatang? Ganjar atau Puan?

Hasto bilang, Kongres V tahun 2019 telah menyerahkan sepenuhnya kepada Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri untuk menentukan siapa Capres dan Cawapres yang akan dijagokan PDIP.

"Tahun 2024 merupakan tahun regenerasi menyeluruh sehingga pertimbangan dilakukan dengan matang," tandasnya.

Keputusan itu, kata Hasto dilakukan untuk menghadirkan pemimpin yang ideologis, Pancasilais dan visioner. Juga mengakar pada kekuatan rakyat, berkarakter, kokoh pada prinsip, dan memiliki kemampuan teknokratik untuk kemajuan bangsa.

Sementara tugas Partai, selain mengorganisir rakyat juga untuk melakukan fungsi rekrutmen, pendidikan politik, kaderisasi kepemimpinan, komunikasi politik dan fungsi pengambilan keputusan politik untuk masa depan bangsa dan negara. (*)