Ganjar Bisa Makin "Genit", Setelah Disemprit Elit PDIP

Baru disemprit, Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo malah bisa makin "genit". Dalam komunikasi politik, ada sejumlah faktor yang menjadi penyebabnya.


Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo saat sowan ke rumah Andre Taulany. Foto: Tangkapan layar YouTube Taulany TV

JAKARTA - Ganjar, diketahui menyambangi YouTuber ternama di tengah ketegangannya dengan elit PDIP. Dalam rekaman video yang diunggah ke kanal YouTube, Rabu (26/5) lalu itu, obrolan mereka  bahkan nyerempet-nyerempet isu Pilpres. Meskipun sudah disentil kemajon dan terlalu banyak tampil di media sosial (medsos) oleh elit PDIP.

YouTuber yang disambangi itu adalah Andre Taulany. Mantan vokalis grub band Stinky ini punya kanal YouTube dengan subscriber jumbo: 5,06 juta. Taulany TV nama kanalnya.

Hari itu, Ganjar sowan ke rumah Andre mengenakan batik dengan motif logo moge (motor gede) Harley Davidson. Namun ia tidak datang dengan menunggangi moge, melainkan dengan mobil Toyota Land Cruise Prado berkelir hitam.

Dalam video berdurasi 19 menit 23 detik itu, Andre mengaku kaget tiba-tiba ditelepon Ganjar sebelum pertemuan tersebut. Ia mengira, orang nomor 1 di Jateng itu mau mengajaknya collabs YouTube.

"Ternyata pas ditanya: enggak, mau main aja. Wah saya tersanjung banget," ucap Andre, dengan meletakkan tangan kanannya di dada.

Sosok yang melabeli dirinya sebagai Sultan Bintaro ini juga mengaku sempat kepikiran bahwa ia mau diajak konsolidasi atau dipinang Ganjar sebagai wakilnya. Sebab, politikus Partai Banteng ini, lagi santer digadang-gadang maju sebagai Calon Presiden (Capres).

"Saya pikir bapak ke sini mau ngajak saya jadi wakil... ha-ha-ha," guyonnya, terbahak-bahak.

Meskipun, disampaikan dengan guyon, Andre memang bukan orang asing di dunia politik. Sebelumnya, ia pernah nyalon sebagai Wakil Wali Kota Tangerang Selatan berpasangan dengan H Arsid tahun 2010 lalu.

"Gak, saya mau beli baju muslim," timpal Ganjar, yang kepincut sama baju yang di-endorse Andre.

Lalu Ganjar diajak berkeliling garasi kendaraan klasik milik Andre. Mulai dari roda dua hingga roda empat. Salah satu yang menarik perhatian Ganjar adalah motor Suzuki Satria keluaran 1990-an. Gubernur Jateng itu langsung menungganginya.

Sebab, motor itu mengingatkan kenangannya dengan sosok mendiang kakak perempuannya. Ia mengaku sering mengantar kakaknya bekerja di imigrasi dengan motor tersebut.

“Tiap pake motor ini bawa keranjang, terus untuk pertama kali kantor sampe sore. Keranjang isinya makanan nasi bungkus dijual di kantor," kenang Ganjar.

Andre lagi-lagi nyerempet soal Pilpres ketika diajak keliling ke studionya. “Tapi ya Pak ya, by the way nih Pak. Saya ngeliat kan kayaknya kalau Pak Ganjar nanti jadi presiden, saya akan nyoblos yang pertama,” ujar Andre dengan mengangkat telunjuknya ke arah Ganjar. "Orang pertama yang akan coblos bapak," tegasnya lagi.

Mendengar itu, Ganjar lalu berusaha mengalihkan pembicaraan. "Kita pindah keluar yuk," ucap Ganjar sambil ketawa cekikikan. "Cut, cut, cut!" serunya lagi menirukan gaya sutradara, memotong adegan syuting.

Hingga berita ini ditulis, video yang diunggah Rabu (26/5) lalu itu sudah ditonton hingga 894 ribu kali dengan 4,6 ribu komentar. Sebanyak 23 ribu akun memberi jempol ke atas, tapi ada juga yang mengetuk jempol ke bawah: 776 akun.

Tetap eksisnya Ganjar di medsos, bahkan di kanal YouTuber ternama hingga obrolan-obrolan yang nyerempet Pilpres seakan menunjukkan bahwa mental mantan anggota DPR 2 periode itu tidak ciut disentil elit PDIP.

Ketua DPP PDI Perjuangan Puan Maharani, dalam sebuah hajatan penting PDIP di Jawa Tengah, Sabtu (22/5) lalu, saat Ganjar tak diundang, menyentil sosok pemimpin yang lebih banyak tampil di medsos. Puan memang tak menyebut nama. Tapi, ditengarai sentilan itu, ditujukan ke Ganjar, salah satu kepala daerah yang paling aktif di medsos.

"Pemimpin itu ke depan adalah pemimpin yang ada di lapangan bukan di sosmed. Pemimpin yang memang dilihat teman-temannya, orang-orang yang mendukungnya. Ada di lapangan, bukan hanya di media," jewer Puan.

Tapi, setelah disentil Puan, Ganjar terlihat tetap rajin di medsos. Ia tetap mengunggah video di YouTube. Satu video terakhir, diunggah tepat di hari hajatan penting PDIP di Jateng, Sabtu (22/5). Judulnya: Investasi Rp 5 Triliun, Pabrik di Kabupaten Batang ini Siap Serap Ribuan Tenaga Kerja. Lalu tampil di YouTube lagi, namun di kanalnya Taulany TV.

Di Instagram, Ganjar juga masih aktif. Akun dengan 3,4 juta follower itu sudah menerbitkan sekitar 6 postingan setelah sindiran Puan itu. Di Twitter, anak Banteng ini juga masih suka mencuit dan me-retweet.

Padahal, Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bapilu) Bambang Wuryanto sudah cukup keras mengkritik Ganjar. Ia dicap kemajon atau kelewatan. Istilah lain: off side.

Ganjar juga disebut-sebut terlalu ambisius maju sebagai capres 2024. Itu lah yang menjadi sebab-musabab tak diundangnya Gubernur Jateng di acara PDIP di wilayah kekuasaannya sendiri.

"Wis kemajon' (kelewatan), 'yen kowe pinter, ojo keminter' (bila kamu pintar, jangan sok pintar-red)," ucap Bambang Pacul, sapaan karibnya.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto menegaskan bahwa polemik Ganjar sudah selesai. Ia juga mengingatkan kadernya untuk merapatkan barisan, dari upaya pihak tertentu yang ingin memecah-belah PDIP. Terkait kontestasi 2024, Hasto mengingatkan banyak pihak yang sudah melakukan "dansa politik".

"Urusan Pak Ganjar sudah clear ya mas," kata Hasto tadi malam.

Pakar komunikasi politik Lely Arrianie menilai Ganjar tak ciut diomelin elit PDIP. Sikapnya justru bisa makin genit.

"Setiap orang terutama yg sudah masuk radar survei, istilahnya menggelinjang. Pasti genit lah naluri politiknya. Yang enggak masuk radar survei aja genit," ujar Lely, dalam perbincangan tadi malam.

Lalu, ia menyebutkan kenapa Ganjar masih tetap eksis di media sosial. Karena dalam komunikasi politik, ada 4 media komunikasi. Antara lain; media organisasi, media interpersonal, media massa dan media sosial. Nah, setelah melihat fenomena belakangan ini, kans Ganjar maju lewat jalur media organisasi yakni PDIP mulai agak sulit.

"Tapi kalau naik melalui media lain, lalu bisa naik radarnya, positioning-nya juga jadi lebih tinggi lagi. Kalau ada parpol yang melirik, jadi dia bisa keluar dari PDIP demi ambisi politiknya," tambah dia.

Namun, ia mengingatkan bahwa potensi Ganjar saat ini berbeda dengan Jokowi di Pilpres 2024 lalu. Meskipun sama-sama berangkat dari Kepala Daerah dengan elektabilitas tinggi.

"Walaupun Ganjar masuk radar, beda dengan pak Jokowi. Jokowi nomor 1 terus elektabilitasnya. Tapi Ganjar masih dibayangi sosok lain, seperti Prabowo dan Anies Baswedan yang juga masih di atas," tutupnya.