PAN Kuliti Kejanggalan Dibalik Disetopnya Vaksin Nusantara

Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) menyetop uji klinis tahap II vaksin nusantara yang digawangi mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto. Ditengarai ada sejumlah kejanggalan di balik berhentinya vaksin made in dalam negeri ini. 


  • Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay. Foto: DPR

JAKARTA - Salah satu kejanggalan adalah mundurnya tim peneliti Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat Dan Keperawatan (FK-KMK) UGM dari uji klinis vaksin sel dendritik Sars-COV-2 atau vaksin nusantara. Menurut Ketua Fraksi Partai Amanat Nasional (PAN) Saleh Partaonan Daulay mundurnya tim peneliti UGM ini aneh. 


"Karena sejak awal mereka memang bukan bagian dari tim peneliti. Kok mengajukan pengunduran diri," kata Saleh dalam perbincangan, usai shalat Jumat (12/3). 


Dia menyebutkan, yang ambil bagian dalam tim peneliti Vaksin Nusantara ini antara lain Universitas Diponegoro, RSPAD Gatot Soebroto, RSUP dr Karyadi Semarang dan Badan Penelitian dan Pengembangan (Balitbangkes) Kemenkes. 


"Saya tidak melihat ada UGM di sana," lanjutnya. Kejanggalan lainnya adalah disetopnya uji klinis tahap kedua Vaksin Nusantara. Mantan Ketua Umum PP Pemuda Muhammadiyah itu meminta agar BPOM terbuka dan memberikan penjelasan yang masuk akal dibalik penyetopan itu. 


"Kita mempertanyakan kepada BPOM kenpa izin uji klinis tahap 2 belum dikeluarkan. Lalu coba kita bandingkan dengan vaksin luar negeri yang dipermudah masuk. Kita berharap BPOM memperlakukan vaksin nusantara sama dengan luar negeri," harapnya. 


Politisi PAN itu juga mengingatkan pesan Presiden Jokowi agar memproritaskan produk dalam negeri. Bukan justru sebaliknya. "Kita minta agar BPOM transparan. Agar tidak ada miskomunikasi," pungkasnya.