EMT IDI: Jangan Asal Bunyi Soal Dana Dekorasi Rp 2 M Untuk Muktamar IDI

Dihelatnya Muktamar Ikatan Dokter Indonesia (IDI) ke-XXXI di Banda Aceh pada 22-25 Maret 2022 dinilai menjadi berkah untuk masyarakat Aceh pada umumnya, dan sejawat dokter pada khususnya. IDI menyayangkan ada pihak yang mempersoalkan alokasi dana Rp 2 miliar untuk dekorasi Muktamar IDI dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh (APBA).


Ketua Umum IDI Daeng M Faqih dan Kepala Pusat Jejaring Relawan EMT IDI Zulfahmi Ramli. FOTO: IST

BANDA ACEH - Kepala Pusat Jejaring Relawan EMT IDI, Zulfahmi Ramli menilai kritik dari pengamat ekonomi politik Aceh, belum lama ini, terkait alokasi dana tersebut terkesan asal bunyi dan mencari panggung. 


"Justru pernyataan asal bunyi itu yang tidak memiliki rasa empati terhadap sebuah organisasi yang para anggotanya sudah berkorban jiwa-raga untuk bangsa ini," kata Fahmi yang juga hadir dalam Muktamar IDI di Banda Aceh. 


Fahmi menekankan, alokasi dana APBA adalah ranah kebijakan Pemda Aceh, dan bukan keputusan IDI. "Saya sebagai masyarakat umum, relawan bencana yang kebetulan beristrikan seorang dokter, menganggap pernyataan pengamat ekonomi yang memancing polemik tersebut terkesan asal bunyi saja," tambahnya. 


Baca Juga: Siapa Bilang Aceh Miskin? Untuk Dekorasi Muktamar IDI Saja Diguyur Rp 2 Miliar


Menurutnya, para sejawat dokter ini sudah mengorbankan waktu, tenaga, pikiran dan bahkan nyawa mereka untuk kemaslahatan umat, demi bangsa, tanah air dan negara. 


"Jadi tidak elok dan tidak pantas jika kemudian ada pihak-pihak yang berpolemik terkait urusan dana penyelenggaraan Muktamar, apalagi membawa-bawa masalah empati kepada rakyat Aceh," tandas Fahmi yang juga sekjen Federasi Mountaineering Indonesia.


Ia mengingatkan bahwa IDI sudah memberikan sumbangsih sejak zaman pra-kemerdekaan Indonesia. Terutama di masa pandemi COVID-19. Para dokter, sebutnya berada di barisan terdepan dalam menyelamatkan nyawa manusia bahkan terkadang tanpa mempedulikan nyawa mereka sendiri.


Ratusan relawan dokter Indonesia yang menangani pasien COVID-19 juga kemudian terpapar dan menjadi korban pandemi itu sendiri. 


"Dimakamkan secara sederhana sesuai protokol kesehatan COVID-19. Jauh dari keriuhan dan gegap gempita, seperti pemakamam seorang pahlawan yang gugur di medan tugas membela bangsa dan negara," tandasnya.


****

Ikuti perkembangan berita lainnya, dengan cara klik akun Twitter TIMES, lalu pencet tombol follow. Semakin banyak yang follow, maka kami akan semakin bersemangat mencari dan menyuguhkan berita lucu, penting, dan menarik untuk anda.

****