IMM Abdya Gelar Coffe Morning Bahas Isu Kekerasan dan Perempuan
Dengan semangat kolaboratif dan kepekaan terhadap isu kekerasan, acara ini menjadi momentum penting untuk membangun Abdya yang lebih aman, adil,
Pimpinan Cabang (PC) Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Aceh Barat Daya (Abdya) mengadakan Coffee Morning bareng para perempuan Abdya, Kamis (19/6/2025).
ABDYA - Kegiatan ini mengangkat tema yang cukup penting "Membentuk Kesadaran Kolektif dalam Menyikapi Kekerasan, Isu-Isu Perempuan Demi Masa Depan Abdya Berkemajuan". Acara berlangsung di Aula Kantor Bappeda Abdya dengan suasana hangat dan penuh semangat.
Hadir dalam kegiatan tersebut Asisten III Setdakab Abdya Rizal, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Abdya Nazli Hasan, Kepala Kemenag Abdya Salman Alfarisi, perwakilan dari Polres Abdya, serta tamu undangan lainnya.
Ketua panitia, Silvi Jamiatun Hasnah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mencegah pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, hingga penyalahgunaan narkoba, yang belakangan marak terjadi di Aceh, khususnya di Abdya.
"Kami berharap masyarakat lebih peduli terhadap perempuan dan aktif mengambil peran dalam menciptakan lingkungan yang aman dan sehat," ujar Silvi.
Ia juga menyambungkan semangat kegiatan ini dengan visi Bupati dan Wakil Bupati Abdya, Safaruddin dan Zaman Akli, tentang Arah Baru Abdya Maju. Silvi berharap semua elemen masyarakat bisa bersinergi demi mewujudkan perubahan positif.
"Ini sejalan dengan moto Pak Safaruddin dan Pak Zaman Akli arah baru Abdya maju. Semoga dengan partisipasi kita bisa membawa perubahan untuk kabupaten Abdya," tambahnya.
Sementara itu, Ketua PC IMM Abdya, Mukhlisin, menyampaikan fakta yang cukup mengejutkan. Menurut data yang dihimpun IMM, sepanjang 2024 hingga pertengahan 2025, tercatat 22 kasus pelecehan seksual terjadi di Abdya. Yang mengkhawatirkan, sebagian besar korbannya adalah anak di bawah umur.
"Kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Meski mayoritas masyarakat Abdya beragama Islam, namun kasus kekerasan seksual masih tinggi. Ini menjadi tantangan besar bagi semua pihak,” ungkap Mukhlisin.
Ia menambahkan bahwa dampak kekerasan seksual tidak hanya dirasakan korban secara langsung, tetapi juga keluarga dan masyarakat secara luas. IMM Abdya pun berinisiatif mengadakan kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian dan ajakan kepada semua pihak untuk bersama-sama mencegah kekerasan seksual.
"IMM Abdya menginisiasi kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian dan ajakan kolaboratif kepada seluruh elemen masyarakat untuk turut andil dalam pencegahan kekerasan seksual," ucapnya.
Mukhlisin juga menyoroti fenomena menyalahkan korban yang masih sering terjadi di masyarakat. Ia menilai budaya ini harus segera ditinggalkan karena memperburuk trauma korban.
"Masyarakat tidak boleh lagi menyalahkan korban. Fokus kita harus pada pemulihan korban dan penindakan tegas terhadap pelaku. Kami meminta aparat penegak hukum memberikan hukuman seadil-adilnya tanpa kompromi,” tegas Mukhlisin.
IMM berharap kegiatan ini menjadi langkah awal lahirnya generasi di Abdya yang lebih peduli terhadap isu-isu perempuan, paham hukum, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
![]() |
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Aceh Barat Daya (Abdya) mengadakan Coffee Morning bareng para perempuan Abdya. Foto: Ist |
ABDYA - Kegiatan ini mengangkat tema yang cukup penting "Membentuk Kesadaran Kolektif dalam Menyikapi Kekerasan, Isu-Isu Perempuan Demi Masa Depan Abdya Berkemajuan". Acara berlangsung di Aula Kantor Bappeda Abdya dengan suasana hangat dan penuh semangat.
Hadir dalam kegiatan tersebut Asisten III Setdakab Abdya Rizal, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Abdya Nazli Hasan, Kepala Kemenag Abdya Salman Alfarisi, perwakilan dari Polres Abdya, serta tamu undangan lainnya.
Ketua panitia, Silvi Jamiatun Hasnah, dalam sambutannya menyampaikan bahwa kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dalam mencegah pelecehan seksual, kekerasan dalam rumah tangga, hingga penyalahgunaan narkoba, yang belakangan marak terjadi di Aceh, khususnya di Abdya.
"Kami berharap masyarakat lebih peduli terhadap perempuan dan aktif mengambil peran dalam menciptakan lingkungan yang aman dan sehat," ujar Silvi.
Ia juga menyambungkan semangat kegiatan ini dengan visi Bupati dan Wakil Bupati Abdya, Safaruddin dan Zaman Akli, tentang Arah Baru Abdya Maju. Silvi berharap semua elemen masyarakat bisa bersinergi demi mewujudkan perubahan positif.
"Ini sejalan dengan moto Pak Safaruddin dan Pak Zaman Akli arah baru Abdya maju. Semoga dengan partisipasi kita bisa membawa perubahan untuk kabupaten Abdya," tambahnya.
Sementara itu, Ketua PC IMM Abdya, Mukhlisin, menyampaikan fakta yang cukup mengejutkan. Menurut data yang dihimpun IMM, sepanjang 2024 hingga pertengahan 2025, tercatat 22 kasus pelecehan seksual terjadi di Abdya. Yang mengkhawatirkan, sebagian besar korbannya adalah anak di bawah umur.
"Kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Meski mayoritas masyarakat Abdya beragama Islam, namun kasus kekerasan seksual masih tinggi. Ini menjadi tantangan besar bagi semua pihak,” ungkap Mukhlisin.
Ia menambahkan bahwa dampak kekerasan seksual tidak hanya dirasakan korban secara langsung, tetapi juga keluarga dan masyarakat secara luas. IMM Abdya pun berinisiatif mengadakan kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian dan ajakan kepada semua pihak untuk bersama-sama mencegah kekerasan seksual.
"IMM Abdya menginisiasi kegiatan ini sebagai bentuk kepedulian dan ajakan kolaboratif kepada seluruh elemen masyarakat untuk turut andil dalam pencegahan kekerasan seksual," ucapnya.
Mukhlisin juga menyoroti fenomena menyalahkan korban yang masih sering terjadi di masyarakat. Ia menilai budaya ini harus segera ditinggalkan karena memperburuk trauma korban.
"Masyarakat tidak boleh lagi menyalahkan korban. Fokus kita harus pada pemulihan korban dan penindakan tegas terhadap pelaku. Kami meminta aparat penegak hukum memberikan hukuman seadil-adilnya tanpa kompromi,” tegas Mukhlisin.
IMM berharap kegiatan ini menjadi langkah awal lahirnya generasi di Abdya yang lebih peduli terhadap isu-isu perempuan, paham hukum, dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Posting Komentar